Lihat ke Halaman Asli

Nuts Negeriku

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pusaka abadi nan jaya..
Sebait lagu itu, membakar darah kami..
Penuh harap akan hasrat makna..
Mata kami melihat..
Mulut kami berbicara..
Hati kami bergetar..
Bersamaan dengan nuts-nuts, denting piano..

Lagu itu terus kudengar..
Di dalamya terdesir doa..
Hening kami mengucapkannya, berulang - ulang..
Seakan dekat jarak kami dengan harapan..
Dan menaruh makna dalam tiap baitnya..

Lagu itu terus kudengar..
Rona nuts-nuts itu menghujam lagi..
Proyeksi harapan tercermin jelas dan semakin jelas..
Lebih dalam, membangkitkan kesadaran..
Labih dalam, membangkitkan pengetahuan..
Lebih dalam, membangunkan ruang gerak kami..

Lagu itu masih kudengar..
Pelan sekali..
Kali ini lebih hening, seakakan memekik hati kami..
Cakrawala cermin yang merona itu..
Menjadi abu dalam cawan bermuka sedih..
Bayangan cermin berubah menjadi kabut...
Kami murung jadinya..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline