Lihat ke Halaman Asli

Kholil Rokhman

IG di kholil.kutipan

Zidane, Ingatlah Jacquet yang Tak Tergantung Bintang

Diperbarui: 29 Februari 2020   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: associated press via forbes.com

Zinedine Zidane membawa Real Madrid tiga kali juara Liga Champions dengan adanya Cristiano Ronaldo. Kini, tanpa Ronaldo akan jadi pembuktian sehebat apakah Zinedine Zidane. Mungkin pria keturunan Aljazair itu perlu kembali mengingat pada seorang lelaki bernama Aime Jacquet, yang berani meramu idenya, menendang bintang, dan berperan besar membawa nama Zidane melambung di St Denis, 12 Juli 1998.

Kisah itu bermula pada 17 November 1993. Saat itu, Prancis yang bermain di kandang sendiri melawan Bulgaria di kualifikasi Piala Dunia 1994. Di laga terakhir kualifikasi itu, Prancis hanya butuh hasil seri untuk bisa melenggang ke Piala Dunia 1994 yang diselenggarakan di Amerika Serikat.

Optimisme Prancis jelas luar biasa karena mereka memiliki beberapa nama yang sedang mentereng di skuat. Sebut saja Eric Cantona yang bermain di Manchester United, Jean Pierre Papin yang bermain di AC Milan, dan David Ginola yang jadi andalan Paris Saint-Germain.

Tiga nama itu sedang dalam masa keemasannya. Belum lagi beberapa nama lain yang tak kalah menterengnya, sebut saja Marcel Desailly, Didier Deschamps.

Publik di Parc des Princes bersorak ria saat Eric Cantona menjebol gawang Bulgaria di menit 31. Namun, enam menit kemudian Emil Kostadinov mampu menyamakan kedudukan. Hasil seri sebenarnya sudah cukup bagi Prancis untuk ke Amerika Serikat.

Sayangnya, ketika laga tinggal menyisakan sedikit waktu, yakni di waktu tambahan, Emil Kostadinov malah kembali menjebol gawang Prancis. Prancis kalah dan gagal ke Amerika Serikat 1994. Itu adalah kali kedua bagi Prancis secara beruntun gagal lolos ke Piala Dunia.

Jelas sebuah kekecewaan yang luar biasa bagi publik Prancis. Sebab, pada 1998 mereka akan jadi tuan rumah. Setelah kegagalan itu, Prancis memutuskan mengganti pelatih. Gerard Houlier diganti oleh asistennya, yakni Aime Jacquet.

Di tangan Jacquet, Prancis berbenah. Pelatih kelahiran 1941 ini memutuskan tak memakai jasa Eric Cantona, David Ginola, Jan Pierre Papin, dan Basile Boli. Nama terakhir ini adalah bek tangguh yang tandukannya membawa Marseille juara Liga Champions pada 1993.

Jacquet kemudian memanggil beberapa anak muda. Di antaranya adalah Zinedine Zidane dan Youri Djorkaeff.

Di Euro 1996, Prancis gagal masuk final. Mereka kalah adu penalti dari Republik Ceko di semifinal. Serangan bertubi-tubi pada Jacquet menggejala. L'equipe, sebuah media Prancis paling getol menyerang Jacquet.

Serangan pada Jacquet bukan tanpa alasan. Sebab, dua tahun lagi Prancis akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 1998.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline