Lihat ke Halaman Asli

Kholil Rokhman

IG di kholil.kutipan

Liga Spanyol Lesu, Butuh Ikon Baru

Diperbarui: 23 Februari 2020   11:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: wikimedia commons

Liga Spanyol sebenarnya adalah liga yang tak kompetitif. Namun, musim ini (setidaknya sampai pekan 24), selain tidak kompetitif juga performa para kandidat juara juga tak meyakinkan .

Liga Spanyol memang tidak kompetiti jika dilihat dari distribusi juara. Sebab, juara Liga Spanyol dalam 10 musim terakhir lebih sering berkutat di Barcelona atau Real Madrid. Hanya sekali di musim 2013-2014, Barcelona dan Real Madrid gagal menjadi juara. Saat itu, yang menjadi juara adalah Atletico Madrid.

Maka setiap helatan Liga Spanyol atau lebih sering disebut LaLiga bergulir, Barcelona dan Real Madrid berada di barisan terdepan sebagai kandidat juara, kemudian di belakangnya ada Atletico Madrid. Sekalipun tak kompetitif di liga domestik, tim dari Spanyol cukup menjadi kekuatan utama di Eropa.

Dalam lima musim terakhir di Liga Champions, empat trofi didapatkan tim Spanyol dan satu trofi didapatkan tim Inggris. Perinciannya, Barcelona (Spanyol) mendapatkan satu trofi, Real Madrid (Spanyol) mendapatkan tiga trofi, dan Liverpool (Inggris) satu trofi. Jadi sekalipun tak bisa dikatakan kompetitif di domestik, tim dari Spanyol cukup kompetitif di Eropa.

Namun, di musim ini, setidaknya sampai pekan  24, Liga Spanyol seperti lesu darah. Barcelona dan Real Madrid tak begitu meyakinkan performanya. Barcelona memang baru saja menang besar 5-0 atas Eibar, Sabtu (22/2/2020) WIB. Namun, kemenangan itu lebih bisa dikatakan karena faktor Lionel Messi dan buruknya pertahanan Eibar, daripada kolektivitas para pemain Barcelona.

Tiga gol Messi muncul karena faktor kemampuan individunya. Satu gol Messi tercipta karena pemain Eibar tak mampu menyapu bola dengan jitu. Sementara, satu gol Arthur terjadi karena buruknya pertahanan Eibar yang tak bisa mengantisipasi pergerakan pemain baru, Martin Braithwaite.

Performa Barcelona di atas lapangan juga belum maksimal. Antoine Griezmann belum terlihat sangat tajam di Barcelona sekalipun dia tak memiliki saingan setelah Luis Suarez cedera. Di laga melawan Eibar, Griezmann memiliki setidaknya dua peluang emas mencetak gol, namun tak ada yang bisa menjadi gol.

Luis Suarez dan Ousmane Dembele masih cedera. Pergantian pelatih juga membuat Barcelona harus kembali beradaptasi. Lini belakang Barcelona yang sering dijaga Gerard Pique dan Clement Lenglet, sering ceroboh. 

Dalam 24 laga Barcelona sudah kebobolan 29 gol. Lini belakang Barcelona lebih buruk daripada Real Madrid (kebobolan 17 gol), Getafe (kebobolan 22 gol), Atletico Madrid (kebobolan 17 gol), Sevilla (kebobolan 25 gol), Athletic Bilbao (kebobolan 20 gol), Real Valladolid (kebobolan 27 gol).

Sekalipun saat ini Barcelona berada di puncak klasemen sementara Liga Spanyol, tapi Barcelona hanya memiliki 55 poin. Barcelona sudah merasakan empat kali kekalahan. Bandingkan dengan dua pemuncak klasemen di dua liga komersial lainnya, yakni Liga Inggris dan Liga Italia. Di Liga Inggris, Liverpool memiliki 76 poin dan belum pernah terkalahkan. Di Italia, Juventus sedikit lebih bagus dari Barcelona. Juventus memiliki 60 poin dari 25 laga dan kalah tiga kali.

Performa Barcelona yang tak meyakinkan membuat beberapa pihak menilai Barcelona akan kesulitan bersaing di Liga Champions musim ini. Diketahui, Barcelona akanbertanding melawan Napoli pada tengah pekan nanti.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline