Lihat ke Halaman Asli

Kholilul Rohman Ahmad

Publikasi merdeka dan beradab

Didukung Kiai, Nur Yasin FPKB Jalan Terus Sosialisasikan Nuklir

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13546088361054291430

[caption id="attachment_219629" align="alignnone" width="566" caption="Anggota FPKB DPR RI Nur Yasin menyampaikan kata sambutan pembukaan sosialisasi nuklir bidang kesehatan di Jember, Jawa Timur (28/11/2012) | foto: rizki kurniawan"][/caption] Jember | Jawa Timur | www.pkb.partai.advokasi.or.id || Pulang ke Jember kali ini sekaligus kunjungan kerja Anggota Fraksi PKB Nur Yasin agak unik. Biasanya ia hanya bersilahturrahim kepada kiai dan ulama, tapi kali ini dimanfaatkan juga bersilahturrahim bersama para penggiat kesehatan. Mereka adalah dokter, perawat, tenaga medis, juga para kepala puskesmas di Jember. Silahturrahmi (pertemuan) berlangsung di Hotel Panorama dalam acara "Desimenasi [Sosialisasi] Pengawasan Ketenaganukliran bagi Pengelola Rumah Sakit dan Puskesmas" difasilitasi oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) RI, Rabu 28/11/2012. Dihadiri, antara lain Kepala Dinas Kesehatan Jember Bambang Suhartono mewakili Bupati dan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Utama Kepala Bapaten Dr Muhammad Dhani. Keberanian Nur Yasin memberikan sosialisasi pemanfaatan tenaga nuklir kepada masyarakat luas tak lepas dukungan kiai/ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang pernah ia temui. Dikatakan, NU tidak melarang penggunaan tenaga nuklir di Indonesia untuk memenuhi hajat energi yang lebih besar bagi masyarakat. Bahwa sampai saat ini nuklir tidak ditolak kiai. "Saya pernah tanya kepada seorang kiai di PBNU. Apa benar kiai menolak nuklir? Tidak benar, Pak Yasin. NU tidak menolak nuklir. Kalau orang-orang NU tertentu di NU, iya. Pak Yasin jalan terus saja. Ini artinya nuklir tidak ditolak kiai," turur Nur Yasin saat memberikan pidato pembukaan acara tersebut. Sosialisasi di Jember tentang tenaga nuklir ditujukan kepada para penggiat kesehatan. Sebab dunia kedokteran termasuk yang paling banyak memanfaatkan energi nuklir untuk mendukung kinerjanya mengatasi problem kesehatan masyarakat. Antara lain, laboratoirum kesehatan, rontgen, obat-obatan, radioterapi untuk mendeteksi kanker, dan lain-lain. Menurut Sekretaris Utama Kepala Bapaten Dr Muhammad Dhani, Indonesia perlu didorong dalam hal pemanfatan energi nuklir untuk mengatasi kebutuhan energi nasional di masa depan. Dikatakan, tahun 2022 diprediksi Indonesia akan mengalami masalah dalam hal energi. "Oleh sebab itu mulai sekarang harus segera diputuskan kita akan pakai PLTN atau tidak untuk listriknya. Juga bidang lain," katanya. Kata Dhani, secara komitmen para pemangku kepentingan nasional sudah memahami dan berkomitmen bahwa nuklir harus segera dipakai sebagai salah satu sumber energi nasional. Meski secara kebijakan belum lahir akan tetapi lambat laun kita akan segera menikmatinya. Sosialisasi pengawasan tenaga nuklir bagi masyarakat dimaksudkan untuk menjamin keselamatan, ketenangan, kenyaman dan menjaga agar tetap lestari manfaatnya dalam menggunakan nuklir. || narasi: kholilul rohman ahmad, abdul fattah | foto: rizki kurniawan ||

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline