Lihat ke Halaman Asli

Kholilul Rohman Ahmad

Publikasi merdeka dan beradab

GEMASABA Gelar Aksi Sosial di Palmerah, Waspadalah Kriminalitas Jelang Lebaran

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13448389601272907128

Jakarta, www.green.pkb.or.id | Sebuah kelompok pemuda dan mahasiswa yang tergabung Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (GEMASABA) mengadakan aksi sosial berupa membagi takjil (makan pembuka puasa) bagi kaum miskin kota di Kawasan Palmerah, Jakarta Selatan (12/08/2012). Aksi yang dimulai dari Halte Kompas Gramedia itu melibatkan sekira 30 kader anggota Gemasaba membagikan makan dan snack yang dibungkus kardus warna putih. Ketua Umum Gemasaba, Ghozali Munir, menyatakan kegiatan bagi-bagi takjil untuk buka puasa ini sebagai bentuk sikap peduli atas nasib orang-orang miskin kota yang kurang beruntung. “Semoga sedikit nasi ini bisa memberi kebahagiaan bagi mereka yang kurang beruntung,” papar Ghozali. Dikatakan, masyarakat miskin kota merupakan kelompok masyarakat yang rentan terhadap perilaku kriminal. Selain itu, mereka juga kerap dituduh sebagai biang keresahan sosial. "Apalagi menjelang Hari Raya lebaran," katanya. Kriminalitas Jelang Hari Raya Gemasaba dalam pernyataan sikap tertulis menilai biasanya angka kriminalitas meningkat menjelang lebaran. Hal ini merupakan ekspresi dari banyaknya masyarakat frustasi akibat dililit kemiskinan yang tak kunjung teratasi. Di sisi lain warga miskin juga membutuhkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang makin meningkat harganya. “Kemiskinan sumber utama bencana kekacauan sosial dan kriminalitas yang terjadi di masyarakat,” tambah Ghozali. Kaum Miskin Kota Siapa Tanggung Jawab? Gemasaba memasang spanduk besar bertulis "Rakyat Miskin Kota Tanggung Jawab Siapa?" dibentangkan di antara tiang Halte Bus Kompas Gramedia. Dimaksudkan untuk mengingatkan kepada aparat negara akan tanggung jawabnya mengurusi warga miskin kota secara serius. "Aparat negara harus benar-benar hadir dan nyata dirasakan warga miskin dan gelandangan itu," sindir Ghozali. Gemasaba menilai, dalam UUD 1945 diamanatkan bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara (UUD 1945 pasal 33). Namun kenyataannya sampai sekarang angka kemiskinan masih sangat tinggi. Selanjutnya, ribuan warga miskin dan gelandangan di jakarta belum semuanya tersentuh kebijakan negara. Padahal anggaran negara melalui APBN dan APBD tiap tahun dikucurkan. "Namun angka kemiskinan dan gelandangan di kota-kota besar tetap saja menjamur," jelas Ghozali. Aksi ini diikuti para mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta seperti UBK, UI, UNAS, UIN Jakarta, PTIQ, IIQ, Trisakti, dll. Gemasaba merupakan organ sayap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk kaderisasi. |Habibullah Siregar|KRA| Keterangan foto:  Di pinggir jalur kereta api di kawasan Palmerah, Jakarta Selatan, sejumlah anggota Gemasaba memberikan takjil makanan pembuka puasa kepada warga kurang mampu. Aksi sosial di depan halte Kompas-Gramedia ini didukung 30 anggota Gemasaba. (Foto: Dokumen Gemasaba)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline