Lihat ke Halaman Asli

Penanaman Olimpisme untuk Membangun Semangat Perubahan

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PENANAMAN OLIMPISME UNTUK MEMBANGUN SEMANGAT PERUBAHAN

(management of change)

Pengertian perubahan secara fisik ialah adanya pergeseran, atau metamorfosa. Sedangkan secara psikologi, perubahan adalah ada keinginan/ keengganan, beban/ susah/ stress, tantangan!!

Perubahan terjadi secara global dan menyeluruh/ mendunia:

·Sektor ekonomi, terjadi : pasar global, informasi sebagai komoditi, kompetisi, privatisasi

·Teknologi : miniaturisasi, digitalisasi, otomatisasi, aplikasi, perkembangan basis data

·Politik : demokratisasi, tekanan negara maju, kekuasaan negara vs individu

·Sosial Budaya : nilai-nilai bermasyarakat, budaya global, peran informasi mentukan.

Dalam hal ini, Jadi yang harus dipahami bahwa perubahan itu “pasti & harus diantisipasi, seperti :

·Perubahan terjadi setiap saat pada setiap “aspek kehidupan” (manusia, organisasi, perusahaan, bangsa, negara, alam) dan “berlangsung secara alamiah”

·Perubahan bersifat “pasti” dan tidak bisa dihindari/ ditolak, hanya dapat disikapi dan diantisipasi

·Setiap perubahan akan berdampak + (peluang baru) sekaligus – (tekanan, kehilangan, tersingkir) pada tatanan yang ada

Pandangan Mendasar Tentang Bagaimana Menyikapi Perubahan:

Ø“Kekuatan Otak” (brain power) kini lebih berperan daripada “Kekuatan Otot” (brute power)

ØSumber daya ekonomi tidak lagi muncul dari “kekayaan alam” tetapi dari “kekayaan pola pikir” (Jhon Schuly).

ØSebenarnya idak ada negara/perusahaan yang “bangkrut”, yang adaadalah “tersingkir” atau kalah bersaing(Peter Drucker).

Ø“Know more” kini lebih berperan dari pada “have more”(Brian Tracy).

Peringatan orang-orang bijak dalam menyikapi perubahan:

Charles Darwin (1859):

“Bukan dari ukuran besar ataupun kecil yang akan mampu bertahan, melainkan dari yang mampu lebih cepat beradaptasi.

Charles Handy (1997):

“Kita akan membuat kesalahan bila kitaberanggapan bahwa masa depan adalah kelanjutan masa lalu… sebab masa depan itu akan sangat berbeda dengan masa lalu. Kita harus meninggalkan cara lama agar kita sukses menghadapi masa depan.

Michael Hammer (1997):

“Kalau kita merasa diri kita hebat, kita akan binasa. Sukses di masa lalu tidak menjamin sukses di masa depan. Formula sukses di masa lalu akan jadi penyebab kegagalan di masa depan.

Sikap Manusia Dalam Menghadapin Perubahan:

vAntisipatif = Kesadaran diri,direncanakan dengan baik, orientasi jangka panjang,lebih nyaman, hasil yang dicapai maksimal

vReaktif = Respon spontan karena tuntutan, perencanaan mendadak, orientasi jangka pendek, stress, hasil yang dicapai minimal-optimal

vTerpaksa (Situasi krisis) = Terpaksa dilakukan, manajemen krisis, orientasi penyelamatan, chaos/depresi, hasil yang dicapai minimal

Contoh dampak Negara yang tidak cepat mengikuti tuntutan perubahan :

oTertinggal dan cenderung banyak kemiskinan
oTidak mampu bersaing & bergantung pada negara lain
oTingkat ekonomi dan sosial masyarakat merosot
oKurang memiliki peran di dunia Internasional
oTingkat kompetensi sumberdaya manusia rendah
oMiskin prestasi, kreatif dan inovasi

Contoh dampak organisasi yang tidak cepat mengikuti tuntutan perubahan :

oPT. TIMAH HANCUR TAHUN 1987 PHK 19.000 orang
oPT. RATATEXRAKSASA TEKSTIL BANGKRUT
oPT. STANVAC DIJUAL MENJADI PT.EXSPAN
oPT ADAM AIR,TIDAK BISA BEROPERASI & TUTUP
oPESTASIOLAHRAGAINDONESIA MENURUN… ??
oEKONOMI INDONESIA TERPURUK … ??

Motto Olimpiade Merupakan Kriteria Manusia Pembelajaran yang Sukses

CITIUS (Makin Cepat dalam beradaptasi), ALTIUS (Makin Tinggi dalam prestasi) dan FORTIUS (Makin Kuat dalam daya juang).

Kesimpulan yang didapat dari materi ini adalah bahwa kita akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu, namun perubahan yang harus kita lakukan adalah perubahan kearah yang baik. Maka untuk mengubah dunia, dimulailah untuk mengubah diri kita sendiri. “Change word change world”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline