Lihat ke Halaman Asli

Sikap Iri yang Mengantarkanku Meraih Juara

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ayam berkokok, sang surya mulai menampakkan diri, dan burung-burung berkicauan untuk menyambut cerahnya pagi. Akupun tak mau kalah , sudah sejak tadi aku mempersiapkan diri kesekolah, hari ini merupakan hari yang sangat menegangkanbagiku kenapa???karena hari ini adalah hari pembagian raport semestergenap.inilah saatyang aku tunggu- tunggu, aku ingin segera melihat hasil belajarku semester genap ini.

Teng….teng….teng bel berbunyi semua siswa masuk kelas , suasana kelas menjadi hening , para siswa duduk dengan tenang untuk mendengarkan pengarahan dari wali kelas, setelah pengarahan, guru segera memanggil nama anak yang mendapat juara kelas, satu per satu nama pun di paggil,pada urutan kedua teman sebangkuaku yang menjadi juara, akupun berharap pada panggilan ketiga namaku yang dipangil, tapipanggilan ketiga telah terlewati ternyata namaku belum juga dipanggil. Tiba- tiba wajahkumenjadi pucat dan semanggatku yang sedari tadi membara kinikian menghilang. Ternyata untuk semester ini aku belum bisa mendapatkan juara. Hatiku sanggat sedih.

Entah menggapa dalam perjalanan pulang sekolah tiba- tiba dalamhati muncul perasaan iri terhadap teman satu bangku aku yang tadi mendapatkan juara dua,padahal menurutkuini sungguh kenyataan yang sangat membuat aku shok, masa iya teman sebangku aku yang manja bisa dapat juara aku tidak bisa, “Perasaan selama ini lebih rajin aku daripada dia “gumamku dalam hati.

Setelah berapa menit berjalan kakiahkinyaaku sampai dirumah, wajahku masih terlihat cemberut.“Wes belek ndok ? piye hasile semester iki?” Sapa Ibuku yang sedari tadi sudah menunggu kepulanganku, juga sudah tak sabar untuk melihat nilaiku. Aku hanya tersenyum sambil kujabat tangan ibuku dan menyerahkan raport itu pada ibu.

Sebenarnya nilaiku naik dari semester kemarin, tapi aku benar-benar ga nyangka masa aku bisa kalah sama teman sebangku aku itu, aku iri sekali dengan hal ini. “Mulai detik ini aku harus lebih semangat dan memaksimalkan belajarku” aku bicara sendiri didalam kamar, disini semangatku bangkit lagi dan mulai sekarang aku harus lebih giat lagi belajar. Kini aku sadar mungkin selama ini aku memang sudahrajin belajartapi teman aku juga lebih maksimal belajanya.

Aku mempunyai tekad semester depanaku harus bisa menjadi juara kelas, kini keingginan belajarku semakin meningkat, banyak waktu kuhabiskan untuk membaca buku pelajaran. Setiap hari aku menjadi lebih awal berangkat ke sekolah dan aku menjadi lebih aktif didalam kelas, aku selalu menanyakan materi yang tak aku mengerti pada guruku. Selain belajar kini aku membiasakan diri untuk mengerjakan sholat lima waktu, yang selama ini masih banyak bolongnya. Ayahku selalu menasihatiku sesibuk apapun kita tidak boleh untuk meniggalkan kewajiban kita. Ayahku juga bilang jika ingin menjadi anak yang pintar juga harus rajin untuk berdo,a kepada allah, karena usaha aja tidak cukup tapi harus diiringi dengan do,a.

Hari telah berlalu, minggu telah berganti bulan dan kini tiba saatnya ulangan steemester genap. Aku sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi ulangan. Beda dengan ulangan sebelumnya kali ini aku dengan sangat mudah dapat mengerjakan soal ulangan . Ini adalah hal yang tak pernah kualami sebelumnya.

Setelah seminggu selesai ulangan , hari ini tepat pada hari sabtu adalah hari pembagian raport semester ganjil. Hariyang telah aku nantikan, aku tidak sabar untuk mengetahui hasil belajarku selama ini. kali ini aku sangat bahagia , aku dapat meraih juara 1 dikelasku.

Kebahagiaan yang tiada terkira, aku sangat bersyukurbisa mencapai keinginanku. Orangtuaku sangat senang dengan prestasi yang akuraih, mereka menasehati supaya aku jangan cepat puas diri dengan semua yang aku peroleh, aku tetap harus rajin belajar dan juga jangan lelah untuk selalu berdo,a kepada allah SWT.

Dari kisahku ini aku dapat menyimpulkandimana ada kemauan pasti ada jalan, dan setiap usaha yang kita lakukan tidak pernah sia- sia. Semogaceritakuini dapat mengispirasi teman- teman. Ini adalah ceritaku waktu aku masih duduk di bangku SD kelas enam. Ternyata sikap iri kalau tepat penempatanya bisa membawa manfaat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline