Lihat ke Halaman Asli

Khoiruz_za

Freelancer- teacher SDI AL AZHAR 25

Pendekatan Holistik dalam Pendidikan di SD Islam Al Azhar 25 Semarang

Diperbarui: 10 Juli 2024   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sd Islam Al Azhar 25/dokpri

Pendidikan adalah pilar utama dalam membangun generasi yang tangguh dan berdaya saing. Di tengah tuntutan era globalisasi yang kian kompleks, pendekatan holistik dalam pendidikan muncul sebagai solusi untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih komprehensif bagi siswa. SD Islam Al Azhar 25 Semarang adalah salah satu institusi pendidikan yang telah sukses mengimplementasikan pendekatan ini. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang pendekatan holistik di SD Islam Al Azhar 25 Semarang serta dampaknya terhadap perkembangan anak-anak sekolah dasar (SD).

Konsep Pendekatan Holistik dalam dunia Pendidikan

pendekatan holistik dalam pendidikan bertujuan untuk mengembangkan seluruh aspek diri siswa& siswi ;baik intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual. Berbeda dari metode pendidikan konvensional yang seringkali hanya berfokus pada kemampuan akademis, pendekatan ini menempatkan keseimbangan sebagai kunci utama. Di SD Islam Al Azhar 25 Semarang, pendekatan holistik diterapkan melalui berbagai kegiatan yang dirancang untuk menarik minat anak-anak dan mengembangkan potensi mereka secara menyeluruh.

Implementasi Pendekatan Holistik di SD Islam Al Azhar 25 Semarang

Kurikulum Integratif

Kurikulum di SD Islam Al Azhar 25 Semarang dirancang secara integratif, mencakup bidang akademik, keagamaan, karakter, dan keterampilan hidup. Mata pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPA dikemas sedemikian rupa agar relevan dengan kehidupan sehari-hari anak. Sementara itu, pendidikan agama Islam diberikan bersamaan dengan pembangunan karakter dan moral yang kuat.

Pembelajaran Aktif dan Kolaboratif

 Metode pembelajaran yang diterapkan lebih menekankan pada keaktifan siswa. Guru berperan sebagai fasilitator yang menggali potensi siswa melalui diskusi, kerja kelompok, dan proyek-proyek kreatif. Ini membantu mengasah keterampilan sosial dan kerjasama tim siswa sejak dini.

Pengembangan Emosional dan Spiritual

Setiap pagi, sekolah mengadakan sesi muhasabah atau refleksi diri, di mana siswa diajak untuk merenung dan berdoa bersama. Kegiatan ini tidak hanya memperdalam spiritualitas anak-anak tetapi juga membantu mereka mengelola emosi dan stres.

Ekstrakurikuler yang Beragam

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline