Kerja keras adalah bekerja dengan sungguh – sungguh, sekuat daya dan tenaga penuh semangat,pantang menyerah untuk mencapai hasil terbaik,dan terlalu fokus pada pekerjaan hingga tak punnya waktu untuk melakukan yang lain yang tidak berguna,hal ini lebih condong menggunakan otot dari pada menggunakan pikiran sangat beda dengan pengertian kerja cerdas dimana kerja cerdas ini adalah kerja yang tidak hanya mengandalkan otot namun lebih condong menggunakan pemikiran untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan waktu yang efektif sehingga masih memiliki waktu dan energi untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan yang lainnya.
Bekerja keras merupakan bagian dari akhlakul karimah yang harus dimiliki oleh setiap muslim.Sebab secara syariatnya dengan kerja keraslah seseorang akan berhasil menggapai yang dicita – citakan.Seseorang muslim yang paripurna memiliki sifat etos kerja yang tinggi. Allah berfirman dalam qur’an surat at-taubah ayat 105 yang artinya: Dan katakanlah” Bekerjalah kamu,maka Allah dan rasulnya serta orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu,dan kamu akan dikembalikan kepada (ALLAH) yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Bekerja keras untuk mendapatkan rizki yang kemudian digunakan untuk menghidupi kebutuhan keluarga adalah perbuatan terpuji.Karena itu rasulullah mensejajarkan orang yang bekerja keras untuk mendapatkan rizki yang halal dan barokah dengan mereka yang berjihat fisabilillah.Rasulullah bersabda : barang siapa yang berusaha bersusah payah mencukupi kebutuhan keluarga maka mereka bagaikan berjuang di jalan Allah. HR.AHMAD
Bekerja keras memang sangat dianjurkan tapi semua hal ada batasan – batasannya, termasuk bekerja keras juga ada batasan - batasannya, jika kita melebihi batasan – batasan tersebut (bekerja keras tidak ingat waktu) maka akan termasuk dalam golongan orang yang tamak.
Tamak adalah rakus terhadap harta, mencintai harta dan bekerja keras demi mendapatkan harta berlimpah sehingga melupakan waktu untuk melaksanakan apa yang telah di perintahkan Allah SWT .
Tidaklah salah manusia mencintai harta kekayaannya yang banyak berlimpah ruah ,tetapi hedaklah sadar bahwa itu hanya sekedar bisa di nikmati ketika hidup di dunia yang sifatnya sementara , sedangkan kesenangan yang sesungguhnya adalah di sisi Allah SWT.
Dari sifat tamak di atas kita fahami bahwa tamak adalah sikap rakus terhadap hal-hal yang bersifat kebendaan tanpa memperhitungkan mana yang halal dan yang haram . sifat ini sebagai sebab timbulnya rasa dengki ,hasut,permusuhan dan perbuatan keji dan mungkar lainnya, yang kemudian pada penghujungnya mengakibatkan manusia lupa kepada Allah subhanahu wata’ala , kehidupan akhirat serta menjauhi kewajiban agama.
Saya sebagai penulis mencantumkan judul “KERJA KERAS” dalam artikel ini ,karena bekerja keras termasuk etika dalam mencari harta dan menjauhi sifat tamak dalam kehidupan kita , demikianlah yang bisa saya paparkan dalam artikel ini, semoga kita bisa mengambil manfaat dan menjadikan kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H