Selain pantainya, Gunung Kidul menawarkan panorama keindahan alam lainnya. Salah satunya Gunung Ireng. Berada di daerah Srumbung, Pengkok, Kecamatan Patuk, Gunung Ireng menyajikan panorama mentari terbit yang sangat memanjakan mata.
Dari pusat kota, menuju Gunung Ireng hanya memerlukan waktu perjalanan kurang lebih satu jam. Melewati jalanan besar antar kabupaten Jogja-Gunung Kidul, kemudian melalui ke daerah pedesaan yang sangat sejuk, tidak butuh waktu lama untuk sampai di Gunung Ireng. Kita perlu berjalan menaiki beberapa tangga yang tak jauh untuk sampai di spot menikmati mentari terbit.
Gunung Ireng yang merupakan puncak tertinggi di kawasan Srumbung, Pengkok menyajikan udara sejuk dan diselimuti dengan kabut tipis. Ditambah lagi, mentari terbit dari Gunung Ireng sungguh mengelokkan. Semburat jingga yang muncul dari batas cakrawala, diiringi dengan kabut tipis makin mempercantik pesona Gunung Ireng.
Harga tiket masuk untuk menikmati panorama Gunung Ireng dibanderol Rp5.000 saja. Harga ini terbilang sangat murah untuk keindahan yang disajikan oleh Gunung Ireng.
Setelah dimanjakan dengan mentari jingga yang elok dipandang, Gunung Ireng tak habis sampai di situ, lepas matahari sedikit meningi, kabut pun juga ikut naik ke atas. Sehingga, seakan-akan kita yang berada di Gunung Ireng layaknya sebuah negeri di atas awan.
Siluet melawan matahari yang disajikan Gunung Iren pun terasa sempurna. Tak sedikit pun mengecewakan. Bentuk bayangan objek sungguh terpampang gelap sempurna dan nyata bentuknya. Ditambah lagi, matahari utuh berwarna jingga sungguh membuat takjub bukan kepalang.
"Gunung Ireng memang cocok sekali, Mas untuk nyunrise. Batu-batuan yang khas, ditambah ada gubuk kecil yang bisa jadi point of interest jadi ciri khas sendiri" ungkap Azka, salah satu pencinta fotografi landscape yang sedang mencari konten ke Gunung Ireng.
"Saya tadi berangkat dari Deresan, rumah saya, jam 3. Ya, namanya kalau mau foto bagus harus ada perjuangannya" pungkasnya.
Perjuangan-perjuangan seperti bangun di dini hari, menembus gelapnya malam, dan melalui jalan yang bergelombang sudah menjadi suatu hal wajar yang harus diperjuangkan demi panorama keindahan yang ditawarkan Gunung Ireng.
Nama Gunung Ireng sendiri tercetus sebab bebatuan yang ada di puncak berwarna hitam. Dalam bahasa jawa, "ireng" artinya "hitam" kemudian karena panorama yang disajikan layaknya berada di atas puncak gunung, maka dari itu tempat wisata yang sangat indah ini diberi nama Gunung Ireng.
Gemuruh angin yang menusuk badan hingga menyebabkan semilir dingin menembus tulang, kabut tipis yang makin matahari meninggi turut serta meninggi, dan terpaan sinar matahari mengenai kulit terasa hangat menjadi pelengkap ketika berkunjung di Gunung Ireng.