Lihat ke Halaman Asli

Khoiru Roja Insani

Berusaha produktif dalam keterbatasan

"Wisata" Lava Pijar Merapi

Diperbarui: 6 Maret 2021   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Gunung Merapi yang melalui dua provinsi, yaitu DIY dan Jawa Tengah serta empat kabupaten, Sleman, Boyolali, Klaten, dan Magelang sungguhlah gagah dengan sejuta pesonanya. Gunung Merapi menjadi suatu hal yang disakralkan bagi warga sekitarnya, khususnya Jogja. Tidak sedikit ritual keagamaan yang dilakukan di Gunung Merapi. Merapi dianggap sebagai berkah sendiri bagi sebagian orang.

Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Merapi juga memiliki potensi kebencanaan yang tinggi karena tempo erupsinya tiap dua sampai lima tahun sekali. Sejak tahun 1548, Gunung ini sudah meletus 68 kali.

Paskaletusan 2010, Merapi menyandang status "siaga" dan kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya sejak 11 Mei 2018. Merapi pun tercatat beberapa kali mengeluarkan gemuruh yang disertai asap tinggi. Sampai-sampai, hujan abu vulkanik menghujani Magelang, bahkan sampai Kebumen.

Aktivitas Gunung Merapi yang kian mengkhawatirkan dan dapat membahayakan warga, Merapi pun menyandang status "waspada" sejak November tahun lalu. Warga-warga lereng Merapi dengan radius 3 kilometer sudah diungsikan di berbagai tempat sejak bulan November. Para relawan, ahli klimatologi-geofisika, dan intansi terkait sudah siap sedia dengan kejadian-kejadian tak terduga dari Merapi.

Dilansir dari VOA, Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG, Agus Budi meminta masyarakat untuk tetap siaga dengan kejadian-kejadian tak terduga. Ia mengatakan bahwa saat ini Merapi sudah erupsi, tetapi masih titik api diam atau yang disebut lava pijar. Jika aktivitas Merapi terus-menerus lava pijar saja, potensi bahanya tak akan seperti 2010 lalu. Ia menambahkan, BPPTKG belum akan mengubah status Merapi ke tingkat paling atas, yaitu "awas."

Akhir-akhir ini pun aktivitas vulkanik Gunung Merapi makin meningkat. Sudah tidak terhitung berapa kali Merapi mengeluarkan runtuhan batuan lava. Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak ke arah selatan-barat daya Merapi, yaitu Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Namun, guguran lava pijar yang sebenarnya menyeramkan dianggap sebagai sebuah objek foto bagi beberapa fotografer. Bahkan, menjadi tren di Instagram. Berbagai spot dengan keunikan dan lanskapnya masing-masing berjibun dan tidak sedikit fotografer yang mengambil momen tersebut.

Grojogan Watu Purbo, Tempel, Sleman menjadi salah satu spot menarik untuk memotret lava pijar. Anda akan disuguhkan lanskap dam/air terjun dan di belakangnya berdiri gagah Gunung Merapi. Jernihnya air yang turun dari dam dibarengi dengan latar belakag Gunung Merpi yang sedang mengelarkan lava pijar berwarna kemerahan menjadi sebuah keunikan sendiri.

Grojogan Watu Purbo (instagram.com/maspeot)

Selain itu, Lapangan Golf Merapi dekat Museum Gunung Merapi pun tak kalah ketinggalan juga menjadi spot andalan fotografer untuk mengambil gambar lava pijar. Lapangan yang terbuka luas, makin memudahkan fotografer untuk memotret langsung ke arah Merapi.

Bukit Turgo pun demikian. Dengan jarak yang lebih dekat dan bisa menghasilkan gambar yang lebih dekat menjadi suatu hal yang berbeda saat memotret Merapi dari Bukit Turgo. Namun, perlu "keberanian" untuk mengambil gambar dari Bukit Turgo karena jaraknya yang memang sangat dekat dengan Gunung Merapi, kurang lebih hanya 3 kilometer.

Lapangan Golf Merapi (instragram.com/balljaguar)

Bagi yang ingin memotret Gunung Merapi dan ada warungnya, Gubug Merapi bisa menjadi salah satu pilihan. Terletak di Tunggularum, Turi, Sleman dan dengan radius kurang lebih 5 kilometer menjadi salah satu pilihan untuk memotret lava pijar.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline