Damai, tenang dan nyaman
Mungkin kata itu yang bisa mewakili diriku kala ini
Menyendiri di tengah hiruk pikuk jalanan
Menepi di setuah tempat yang ternyaman
Kulihat dinding berlapiskan granit
Hamparan karpet hijau terbentang luas
Angin sepoi sepoi terhembus dari kipas yang tertempel di dinding
Dan tetesan air yang selalu keluar dari kran yang usang
Silih berganti orang datang dengan penuh pengharapan dan
Untuk mengakui bahwa kita hampa tanpaNya
Ternyata kita masih milikNya
Masih membutuhkanNya
Masih bersimpuh mohon padaNya
Sebelum akhirnya pulang kepadaNya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H