Lihat ke Halaman Asli

Melemahnya Perekonomian Global? Eits, Tidak Menutup Kemungkinan Perekonomian Nasional Akan Tetap Kuat

Diperbarui: 26 Desember 2023   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perekonomian global masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain permasalahan geopolitik, ketidakstabilan sektor keuangan, dan melemahnya sektor manufaktur. Namun demikian, perekonomian domestik tetap kuat, ditandai dengan kuatnya neraca perdagangan, meningkatnya aktivitas konsumen, dan terkendalinya inflasi.

Kinerja APBN tahun 2023 tetap kuat karena pendapatan pemerintah tetap positif meski trennya melambat dan kinerja belanja pemerintah meningkat. "Di sisi lain, optimisme yang memberikan keyakinan bagi kita memasuki kuartal kedua nampaknya berbagai indikator di Indonesia masih sangat baik, namun  beberapa indikator kita masih lemah akibat pelemahan perekonomian global overflow," jelas Menteri Keuangan (Menkeu), Senin (24 Juli 2023), Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN edisi Juli 2023. Pemerintah akan terus menggali potensi sektor perekonomian sekaligus mengoptimalkan belanja pemerintah agar memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarakat.

Namun, pemerintah akan terus mengantisipasi dan memitigasi dampak perkembangan global terhadap perekonomian domestik. Tanda melemahnya perekonomian global adalah PMI manufaktur global yang terus menurun, termasuk di AS, Eropa, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Vietnam, Italia, Brazil, Afrika Selatan, dan Singapura.

Tiongkok, Thailand, Filipina, India, dan Rusia berada di zona ekspansi namun mengalami perlambatan. Di sisi lain, PMI Indonesia masih berada pada zona ekspansi yang mencakup Turki dan Meksiko, dan kembali meningkat pada Juni 2023. "Amerika Serikat, Eropa, Jerman, Perancis, Inggris, Jepang, dan Korea Selatan merupakan negara-negara yang mempengaruhi perekonomian dan perdagangan dunia. "Oleh karena itu, kita sangat perlu mewaspadai melemahnya PMI negara-negara tersebut. "Tren ini akan terus melemah dan tentunya pada akhirnya akan berdampak pada keadaan dan kinerja perekonomian global," ujarnya. Neraca perdagangan (NPI) Indonesia masih surplus hingga bulan ke-38, meski ekspor melambat akibat pelemahan perekonomian global. Surplus NPI mencapai $3,45 miliar pada Juni 2023, sehingga totalnya (Januari hingga Juni 2023) menjadi $19,93 miliar. Ekspor pada Juni 2023 sebesar $20,61 miliar (turun 21,2% dari tahun sebelumnya), dan impor sebesar $17,15 miliar (turun 18,3% dari tahun sebelumnya). Di sisi lain, walaupun konsumsi listrik korporasi meningkat secara signifikan (13,0% tahun-ke-tahun), konsumsi listrik industri melambat (-5,3% tahun-ke-tahun). Dalam hal konsumsi, indikator-indikator utama perekonomian juga tetap kuat. Optimisme masyarakat pada Juni 2023 masih sebesar 127,1 dan Indeks Belanja Mandiri kembali normal (156,1). Selain itu, indeks penjualan riil tumbuh sangat kuat (8,0% year-on-year). Di sektor keuangan, pasar keuangan domestik tetap menunjukkan kinerja yang baik seiring dengan berlanjutnya sentimen kebijakan moneter global. Meski nilai tukar Rupiah berada dalam tren kenaikan sejak awal tahun 2023 (naik 4,7% year-to-date), namun indeks dolar AS masih mengalami penurunan.

Sementara itu, aliran masuk modal asing terus mencatatkan aliran masuk hingga minggu ketiga Juli 2023, dengan aliran masuk ke pasar SBN mencapai Rp 86,18 triliun (year-to-date), dan aliran masuk ke pasar saham mencapai Rp 19,22 triliun (tahun- hingga saat ini). Pasar SBN tetap menunjukkan kinerja yang baik, dengan imbal hasil SBN domestik yang terus menurun didukung oleh kecukupan likuiditas dalam negeri dan aliran modal masuk.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline