Gagal ginjal kini tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Salah satu ciri utama gagal ginjal pada anak-anak adalah bahwa penyakit yang mendasarinya berbeda dari yang dialami oleh orang dewasa. Selain itu, anak-anak menghadapi komplikasi serius yang khusus terjadi pada mereka, seperti gangguan pertumbuhan dan perkembangan serta masalah urologi (Harada, Hamasaki, Okuda, Hamada, & Ishikura, 2022).
Di Indonesia, penyakit ginjal merupakan penyebab kematian kesepuluh terbesar. Menurut data dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), hingga September 2022 terdapat 74 kasus gagal ginjal akut, yang sebagian besar terjadi pada balita. Berdasarkan laporan Kemenkes tahun 2022, terdapat 189 kasus gagal ginjal akut pada anak-anak usia 6 bulan hingga 18 tahun, dengan mayoritas kasus terjadi pada anak usia 1-5 tahun (Kemenkes, 2022).
Gangguan ginjal akut (GGA) atau yang dikenal sebagai acute kidney injury (AKI) sebelumnya disebut gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF). Kondisi ini didefinisikan sebagai penurunan fungsi ginjal yang tiba-tiba dan progresif, disertai peningkatan metabolit nitrogen seperti ureum dan kreatinin serta gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit/asam basa yang seharusnya dikeluarkan oleh ginjal. Kriteria laboratorium yang digunakan meliputi peningkatan kadar kreatinin serum secara progresif sebesar 0,5 mg/dL per hari (Karundeng, Umboh, & Wilar, 2023). Faktor risiko gagal ginjal meliputi faktor yang dapat diubah seperti diabetes, hipertensi, dan trauma, hingga faktor risiko perilaku.
Pada anak-anak, faktor risiko perilaku menjadi salah satu penyebab utama penyakit ginjal, termasuk pola makan yang tidak sehat. Anak-anak sering mengonsumsi jajanan yang tinggi gula, garam, dan lemak (Kemenkes, 2022; Musniati et al., 2023). Berdasarkan penelitian Puspita & Adriyanto (2019) di SD Negeri dan Swasta, kontribusi asupan gula, garam dan lemak (GGL) dari jajanan di sekolah dasar negeri mencapai 130,6%, 86%, dan 65,7% dari batas konsumsi GGL harian, sementara di sekolah dasar swasta, kontribusinya mencapai 81,2%, 44%, dan 35,8%.
Pola makan merupakan perilaku yang berpengaruh terhadap gizi anak. Jumlah dan kualitas makanan serta minuman yang dikonsumsi menentukan asupan gizi anak. Sementara itu, anak memerlukan nutrisi yang optimal untuk mendukung pertumbuhan, perkembangan serta kesehatan di masa depan. Ketersediaan makanan dan minuman instan yang tinggi gula, garam dan lemak meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi yang juga menjadi faktor risiko bagi penyakit ginjal (Musniati et al., 2023; Tangkilisan, Handayani, Suarayasa, & Fitriana, 2022).
Khoirun Nisak
132245015
Kelompok Trigeminal
Daftar Pustaka
Harada, R., Hamasaki, Y., Okuda, Y., Hamada, R., & Ishikura, K. (2022). Epidemiology of pediatric chronic kidney disease/kidney failure: learning from registries and cohort studies. Pediatric Nephrology, 37(6), 1215--1229. https://doi.org/10.1007/s00467-021-05145-1
Karundeng, V. V. A., Umboh, V., & Wilar, R. (2023). Gangguan Ginjal Akut pada Anak: Faktor Risiko dan Tatalaksana Terkini. E-CliniC, 12(1), 77--86. https://doi.org/10.35790/ecl.v12i1.45368
Kemenkes. (2022). Apa sih Gagal Ginjal Akut pada Anak? Retrieved from Kementrian Kesehatan website: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1721/apa-sih-gagal-ginjal-akut-pada-anak
Musniati, N., Puspa Sari, M., Nur Aini, R., Nurjanah, E., Siregar, D., & Rahayu, I. (2023). Eduksi Gizi dalam Pencegahan Gagal Ginjal Akut pada Remaja. Media Karya Kesehatan, 7(1), 31--39.
Puspita, N. F. R. M., & Adriyanto. (2019). Analisis Asupan Gula , Garam dan Lemak (GGL) dari Jajanan pada Anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Surabaya. Kesehatan Masyarakat, (126), 58--62. https://doi.org/10.20473/amnt.v3.i1.2019.58-62
Tangkilisan, G. P., Handayani, F., Suarayasa, K., & Fitriana, Y. (2022). Perilaku Konsumsi Garam Dan Gula Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan 2020. SEHATMAS: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 1(1), 71--82. https://doi.org/10.55123/sehatmas.v1i1.45
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H