Pemuda Kaya Yang Jatuh Miskin Karena Menghamburkan Hartanya
Pada suatu hari ada seorang pemuda yang sangat terkenal di antara teman-temannya karena boros dan royal, dia memiliki banyak teman karena keroyalannya, menurutnya dengan dia memiliki duit yang banyak dia akan mendapatkan banyak teman, dan dia dapat berperilaku seenaknya pada teman-temannya seperti suka menyuruh teman-temannya untuk melakukan sesuatu seperti apa yang dia inginkan layaknya seorang raja.
Suatu hari cuaca tiba-tiba terasa sangat panas, pemuda ini sudah tidak memiliki uang dan harta lagi, yang tersisa hanyalah pakaian yang dipakainya. Sang pemuda itu berjalan dengan maksud menemui teman-temannya di pagi itu. Sembari berjalan, yang ada pada pikirannya hanyalah bagaimana caranya agar dia bisa mendapatkan uang untuk berfoya-foya lagi.
Karena yang tersisa hanyalah apa yang dia pakai, oleh karena itu dia berpikir untuk menjual jubah dan celana panjangnya kepada teman yang ditemuinya.
Beberapa hari kemudian cuaca berubah menjadi sangat dingin. Sang pemuda yang hanya memakai baju singlet tipis dan celana pendek, terpaksa gemetar menahan rasa dingin. Hingga malam pun tiba, pemuda tersebut tidak kuat lagi menahan dinginnya malam, dia berencana untuk pergi ke salah satu rumah temannya yang selalu dia royalin dan juga suka disuruh selayaknya pembantu.
Saat tiba di salah satu rumah temannya itu, pemuda itu meminta beberapa pakaian tebal pada temannya, sayangnya pemuda tersebut meminta dengan mengungkit perbuatan baiknya yang royal pada temannya itu dengan kata lain meminta timbal balik, temannya yang tidak terima membantah pujian pemuda itu pada dirinya dengan membalikkan semua pujian yang dilontarkan dengan perbuatan semena-mena pemuda itu yang ternyata tidak disukai oleh teman-temannya dulu.
Temannya itu yang dimintai bantuan baju akhirnya memberikan beberapa baju tebalnya kepada si pemuda itu, tak hanya pakaian saja yang ia berikan tetapi omongan dan cibiran juga ikut dilontarkan, sampai si pemuda itu merasa malu sendiri dan meninggalkan rumah temannya itu.
Sejak saat itu si pemuda tersebut tidak berani alias malu untuk bertemu dengan temannya itu, si pemuda itu lebih memilih mengasingkan diri dan memutuskan komunikasi dengan semua teman-temannya yang dulunya pernah ia perlakukan semena-mena.
Cerita berakhir dengan keadaan si pemuda yang jatuh miskin berbanding terbalik dari kehidupan sebelumnya yang disertai kehilangan semua teman-temannya. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (Surat Ar-Ra'd:11)
Kita boleh menyenangkan orang lain termasuk teman-teman kita sendiri dengan mentraktirnya atau membelanjakannya sesuatu, tapi perlu diingat semua itu ada batasnya.
Jangan sampai menghambur-hamburkan harta seperti pemuda itu, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang suka berfoya-foya atau menghambur-hamburkan hartanya, dan juga perlu diingat bahwa apa yang kita lakukan dengan niat bukan untuk disombongkan, karena sesungguhnya seluruh harta di dunia yang kita miliki hanyalah sebuah titipan yang Allah berikan.