Lihat ke Halaman Asli

Khoirun Nisa

New Writer

Menuju Masa Depan yang Ramah Lingkungan Dengan Zero Waste dan Pemberdayaan Masyarakat

Diperbarui: 7 Juli 2024   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://id.pinterest.com/pin/1123648175761880948/

refuse what you do not need; reduce what you do need; reuse what you consume; recycle what you cannot refuse, reduce, or reuse; and rot (compost) the rest.
Bea Johnson, Zero Waste Home: The Ultimate Guide to Simplifying Your Life

Seiring dengan perkembangan zaman yang kian modern, kita dapat melihat bahwa aktivitas masyarakat dalam membeli, memakai, dan membuang semakin tak terkontrol. Hal ini dapat dilihat pada semakin meningkatnya penggunaan barang sekali pakai yang berakhir dengan penimbunan sampah. Padahal, waktu yang dibutuhkan untuk menguraikan timbunan sampah tidaklah sebentar, terutama sampah-sampah yang berbahan dasar plastik.


Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sepanjang tahun 2022, Indonesia menghasilkan 35,83 juta ton timbunan sampah. Dengan perincian 22,44 juta ton (62,63%) di antaranya telah terkelola, sedangkan 13,39 juta ton (37,37%) belum terkelola. Berdasarkan sumbernya, mayoritas timbulan sampah nasional berasal dari rumah tangga dengan persentase berkisar 38,4%. Sementara pada tahun 2023, timbulan sampah sebanyak 25,319,860.73 ton/tahun dengan pengurangan sampah sebesar 15,77% dan penanganan sampah sebesar 50,44%. Adapun perincian sampah terkelola sebanyak 66,21% dan sampah tidak terkelola sebanyak 33,79%. Kebanyakan timbulan sampah tersebut juga berasal dari rumah tangga dengan persentase 46,38%.

SIPSN - Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (menlhk.go.id)

Di tengah krisis tersebut, zero waste life style muncul sebagai sebuah solusi untuk mengurangi pembuangan sampah di TPA dengan menerapkan prinsip 5R. Harapannya, pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah dapat diminimalisir sebaik mungkin. Namun, untuk mencapai tujuan zero waste secara efektif, penting untuk melibatkan dan memberdayakan masyarakat secara luas. Apalagi, melihat pada data yang tersaji, kebanyakan timbulan sampah bersumber dari rumah tangga.  Sehingga, target utamanya adalah individu secara khusus dan masyarakat luas secara umum.

Apa itu Zero Waste ?

https://id.pinterest.com/pin/341499584255416128/

Menilik pada permasalahan yang terjadi, sebagaimana kasus di atas, maka kita perlu memahami konsep dari zero waste itu sendiri. Tujuannya apa? Yaitu agar kita dapat memahami dan menerapkan konsep zero waste secara maksimal dan berkelanjutan. Pada dasarnya, zero waste merupakan suatu gerakan pengurangan sampah dengan menerapkan prinsip 5R, yaitu Refuse (menolak), Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recyle (mendaur ulang), dan Rot (mengompos). Refuse berarti menolak penggunaan barang yang tidak perlu/tidak terurai, reduce berarti mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan sampah, reuse berarti menggunakan kembali barang yang masih berguna dan dapat diperbaiki, recycle berarti mendaur ulang benda yang tidak dapat terurai/digunakan kembali menjadi barang yang bermanfaat (produk baru), dan rot berarti mengompos sampah organik sebagai pupuk alami. Nah, untuk meminimalisir jumlah sampah di muka bumi ini, perlu adanya perubahan pola pikir dan perilaku dalam produksi, konsumsi dan pengelolaan sumber daya untuk menciptakan sistem yang lebih berkelanjutan, sehingga fokusnya tidak hanya pada pengelolaan dan pengurangan sampah saja. Demikian ini sebab zero waste berfokus pada pengelolaan sumber daya dengan cara yang efisien, memperpanjang umur pakai produk, dan meminimalkan pembuangan ke tempat pembuangan akhir. Kuncinya apa? Yaitu adanya partisipasi aktif dari masyarakat terhadap pelaksanaan konsep zero waste. Tentunya, pelaksanaan tersebut haruslah dibarengi dengan komitmen yang kuat dan disertai dengan perubahan perilaku.

Zero Waste: Strategi, Tantangan, dan Dampaknya

Dalam era yang semakin sadar akan lingkungan, konsep zero waste tentunya menjadi fokus utama bagi individu atau masyarakat yang peduli dengan keberlanjutan. Untuk mencapai keberlanjutan zero waste sendiri, tentunya perlu membentuk strategi pencapaian. Berikut ini merupakan beberapa strategi yang ditawarkan untuk mewujudkan konsep zero waste, yaitu:

  • Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Tujuannya adalah untuk meminimalisir penumpukan sampah plastik yang sangat lama penguraiannya. Contoh penerapannya seperti memakai wadah makanan/minuman yang dapat digunakan kembali, memakai tas kain ketika berbelanja, dsb.
  • Mendaur ulang dengan baik dan benar.  Caranya dengan memilah sampah berdasarkan kategorinya terlebih dahulu. Kemudian, setelah dipilah dan dipilih berdasarkan jenisnya, sampah didaur ulang ataupun dikompos.
  • Mengompos sampah organik. Hasil dari pengomposan sampah organik dapat dijadikan sebagai pupuk.
  • Menggunakan wadah yang dapat digunakan lagi dan memperbaiki barang yang rusak.
  • Mengadakan infrastruktur daur ulang yang memadai.
  • Adanya kebijakan pemerintah yang mendorong program zero waste ataupun program pengurangan sampah dan daur ulang serta mendukung kebijakan tersebut.
  • Menerapkan gaya hidup zero waste. Bisa dimulai dari struktur masyarakat terkecil (keluarga) hingga nantinya merambah ke masyarakat luas.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline