Kemampuan berinteraksi sosial adalah kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dengan baik dan menyenangkan. Kemampuan berinteraksi sosial sangat penting dimiliki oleh anak agar anak dapat berinteraksi di lingkungan yang luas dan anak dapat berkembang secara keseluruhan baik fisik, kognitif, maupun sosial-emosional. Interaksi sosial perlu dikembangkan sejak anak usia dini karna memiliki pengaruh untuk masa kehidupan anak selanjutnya.
Interaksi sosial anak yaitu suatu hubungan antara anak dengan lingkungan sekitarnya seperti dengan teman sebaya, keluarga, maupun guru. Anak yang kurang dalam interaksi sosial akan memiliki kesulitan dalam mengerjakan tugasnya. Selain itu, anak akan kesulitan dalam berinteraksi atau bermain dengan temannya. Pada kondisi seperti ini, maka guru atau pendidik harus bisa membuat strategi atau teknik pembelajaran terhadap anak.
Ketidakmampuan anak dalam berinteraksi sosial dapat berdampak negatif pada kehidupan. mereka seperti kesulitan dalam berteman, dikucilkan dalam lingkungan, tidak percaya diri. bahkan bisa mengalami masalah kesehatan mental dan sebagainya. Akibatnya anak akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan selanjutnya.
Salah satu upaya agar anak dapat belajar berinteraksi sosial di sekolah yaitu guru harus menciptakan lingkungan kelas yang mendukung interaksi seperti pembelajaran dalam bentuk berkelompok sehingga anak dapat bekerja sama, berbagi ide, dan bisa saling membantu dalam menyelesaikan tugas.
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
1. Imitasi
Imitasi adalah tindakan meniru atau menyalin sesuatu yang dilakukan oleh orang lain. Misalnya, anak-anak yang sering meniru perilaku atau ucapan orang lain yang ada disekitarnya.
2. Sugesti
Sugesti adalah pengaruh yang membuat seseorang mempercayai sesuatu karena diberitahu oleh orang lain. Misalnya, orang tua atau teman mengatakan bermain ditaman itu seru, maka anak akan percaya dan ingin bermain ditaman juga.
3. Identifikasi
Identifikasi adalah meniru perilaku atau sikap dari seseorang yang dikagumi atau dianggap penting. Misalnya, seorang anak meniru cara bicara atau gaya berpakaian kakaknya karna menganggap kakaknya sebagai contoh yang baik.