Lihat ke Halaman Asli

Khoiru Nisa

Mahasiswa UNISNU

Pandemi, Pengunjung Ekowisata Treking Mangrove Sepi

Diperbarui: 17 Januari 2022   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Jumlah wisatawan di Hutan Mangrove mulai menurun, salah satu lokasi wisata yang bernuansa ekowisata pesisir pantai dan kawasan hutan bakau di Kecamatan Karimunjawa, menurun drastis bila dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Selama masa pandemic mulai menyebar di kepulauan karimunjawa, wisata Hutan mangrove sempat di tutup. Wisata ini di buka kembali sekitar tanggal 10 October 2021. Tempat wisata ini buka setiap hari mulai pukul 08.30 hingga 17.00 WIB. Pengunjung diminta untuk mematuhi protokol kesehatan selama pandemic dan menjaga kebersihan dan fasilitas selama berwisata. 

Menurut Iwan Setiawan.S.H, Selaku kepala SPTN menyampaikan bahwa Tempat wisata ini mempunyai pemandangan Hutan bakau yang menakjubkan ketika akan memasuki area Wisata Hutan mangrove. Untuk melihat pesona Hutan bakau, kamu bisa berjalan diatas jembatan kayu sambil melihat pemandangan pohon bakau selama perjalanan menuju menara yang ada di tengah-tengah pesisir pantai. Sebelumnya dari tahun 2016 hingga 2020, jumlah kunjungan wisatawan ke Hutan Mangrove ini selalu meningkat setiap tahunnya, bahkan pernah dalam satu hari pada pergantian tahun 2019-2020 pengunjung yang masuk ke sini hingga 1.000 Wisatawan Asing. Namun saat ini untuk dapat minimal 20 pengunjung per hari saja sulit. 

"Kawasan ekowisata hutan mangrove sudah mulai di buka, namun tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat kepada para pengunjung lokal maupun asing, hal itu dilakukan agar tetap ada pemasukan dan kegiatan pemeliharaan hutan magrove tersebut" Ujarnya.

Sementara itu, menurut M.Rifai selaku ketua pengelola Mangrove menyampaikan bahwa para pengunjung tidak hanya dari wisatawan asing saja yang ingin menikmati pesona Hutan mangrove, tetapi dari kawasan ekowisata juga sering menjadi tempat wisata orang lokal dan tempat studi bagi para pelajar. Ini yang membuat para pemuda tergerak untuk mengelola disamping untuk melestarikan hutan mangrove juga bisa mendapatkan hasil bagi warga setempat. 

"Memang pada awalnya kawasan hutan Mangrove ini menjadi tempat bagi para pelajar untuk belajar tentang alam, hutan mangrove khususnya. Berbagai macam jenis tumbuhan mangrove yang ada di sini. Kemudian karena kami melihat potensi wisatanya sangat besar bila dikelola dengan baik maka kami para pemuda di sini yang tergabung dalam kegiatan SPKP langsung melakukan pengelolaan dan mendapat pembinaan dari Pemkab setempat," Ungkapnya. 

Menurut Alivia salah satu pengunjung lokal mengatakan bahwa Tempat wisata Hutan mangrove tidak hanya tumbuhan bakau tetapi, pengelola juga membudidayakan hewan-hewan sekitar seperti Monyet, Biawak, Burung, Kura-Kura, dan lain-lain. 

"Banyak sekali tempat wisata yang ada di Karimunjawa. Terutama yg terkenal dengan pantai pasir putih. Tapi wisata yang cocok untuk berlibur dan belajar pengetahuan alam yaitu Wisata Hutan mangrove. Di situ kita bisa banyak tau tentang macam-macam tumbuhan bakau, hewan-hewan yang patut di lindungi dan menjaga kelestarian alam agar tidak rusak". Katanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline