Kupandangi langit kamarku yang tampak sendu, seolah memahami segala yang bergejolak dalam kalbuku.
Tak pelak dan tak ragu, biarlah aku sendiri malam ini, bersama segala rasa yang berkecamuk di hati, hati seorang pecinta yang tersakiti oleh keadaan yang seolah tak pernah berpihak.
Perlahan tetes demi tetes kristal ini mengalir, penuh dengan segala rasa yang entah bagaimana menggambarkannya.
Bingung, sedih, galau dan semua yang terasa, seolah semua sepi, seolah sendiri dalam kekakuan harap yang terhenti.
Hanya berpasrah kini, setelah semua ikhtiar yang telah kulakukan, tak aku tangisi takdir ini, tapi mengapa sedari dulu seolah tak berpihak padaku.
Rahsia apa dibalik ini, tak pula ingin aku bertanya, karena percuma takkan ada yang bisa menjawabnya,
Hanya Pada -Mu Tuhan, kupasrahkan hidup dan matiku, kupasrahkan segala urusan dunia dan matiku, entah kapan takdir-Mu berkenan mendukungku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H