Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Taqwim

Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Puisi: Berdarah

Diperbarui: 2 Desember 2023   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Berpuluh-puluh kesah

Menikam jantung dan jiwa

Jika darah ini engkau minta sekalipun

Kan kuserahkan sebagai keyakinanku tentangmu

Kan ku jaga engkau sampai di ujung rambut sampai ujung kaki

Hingga akhir masaku

Kan di panggil Tuhan

Bersama kematian di ujung pedang

Menerjang leherku

Saat menjaga kehormatanmu


Duhai darahku yang mulai beku

Ku genggam segenap kematian

Tuk berjuang menempatkan cinta di balik pedang

Ku ayunkan pedangku menerjang di segala arah

Air mata kematian sudah tak bergeming

Bila aku sudah jatuh hati kepadamu

Jangankan hanya tubuh dan nyawa

Kalau perlu sungai darah akan ku alirkan menebas segala kota dan hutan

Tuk menjadi aliran darah dan air mata yang tak bertuan


Maafkan atas nama cinta yang luka

Kan ku terjang segala penghalang

Kan kuruntuhkan sekat-sekat kepalsuan

Sampai cinta tak ada penghalang

Cintaku kepadaMu

Duhai Sang Maha pencipta segala


Maafkan

Jika puisi ku menjadi darah

Membanjiri di segala persimpangan jalan

Hingga air dan tanah sudah tak berwajah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline