Kala malam yang penuh dengan harapan
Kala darah kita masih mengalir di masa muda
Dalam hati di setiap pergerakan yang kita lakukan
Aku tak sempat menanyakan tentang sebuah jiwamu
Lama kita sudah mengenal
Namun aku menyimpan sebuah pertanyaan
Sampai pertanyaan itu masuk di seluruh jantung jiwaku
Memenuhi segala harapanku tentangmu
Masih ingatkah?
Kala malam di tangga demokrasi
Dengan di iringi suara mimbar perjuangan
Aku mencoba mencuri hati di remang kegelapan malam
Apakah engkau tak merasakan getaran hati di tangga demokrasi?
Getaran hati tentang rasa yang selama ini
Mengganggu jiwaku
Seolah-olah tanah jiwaku kering
Merasakan getaran asmara yang mengganggu di pikiran dan jiwaku
Malam semakin berkabut
Mimbar perjuangan demokrasi
Masih sayup-sayup bersuara atas nama perjuangan mahasiswa
Aku masih menyendiri jauh dari keramaian
Aku agak menjauh dari tangga demokrasi
Namun engkau memanggilku
Semakin getaran jiwaku berdetak kencang
Seakan-akan badai menerjang segala jantung jiwaku
Hatiku bertanya dalam perenugan harapan
Apakah engkau tak merasakan getaran hati di tangga demokrasi?
Getaran cinta yang kupendam bertahun-tahun
Aku belum sempat mengucapkan rasa
Namun kau sudah pergi dari kampus putih
Tapi rasa getaran ini masih berdetak kencang di setiap detakan nafasku
Namun semakin kencang di saat kita bertemu di tangga demokrasi
Malam di tangga demokrasi
Menjadi saksi jiwaku yang bertalu-talu dalam pertanyaan yang tersembunyi
Sampai aku tertutup malam yang sepi dan sunyi
Menanti secercah harapan
Tuk mengumpulkan keberanian di hati sanubari
Suatu saat pasti hatiku akan mencari kemana jiwamu pergi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H