Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Taqwim

Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Aku Ingin Menjadi Angin Senyap di Sepertiga Malam

Diperbarui: 24 Juli 2023   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto pixabay.com

Puisi yang dahulu kau tumpuk di jiwaku
Ingin kubaca kembali di sepertiga malam
Kala engkau mengatakan tentang kabar hati yang rindu
Engkau membawa rinduku pada kerudung hijau yang kau pakai di mustaka indahmu
Membuat jiwaku menjadi lautan angin yang ingin menyapamu
Lewat rindu angin pada dedaunan dan ranting
Namun angin takut mendekat
Takut saat menyapa dedaunan malah menjadi petaka
Hingga dedaunan harus jatuh dari ranting
Karena angin terlalu gegabah menyapa rindu
Malah rindu menjadi luka dan lara nestapa

Aku ingin menjadi angin senyap di sepertiga malam
Walaupun tak nampak wajah dan jasadnya
Namun engkau merasakan kehadiran angin senyap di sepertiga malam
Menyapamu saat engkau bersujud di atas sajadah
Penuh dengan kerinduan yang penuh luka

Aku ingin menjadi angin senyap di sepertiga malam
Menyapamu saat engkau berdo'a tentang hati yang rindu
Seperti rindu pada tanah-tanah yang gersang
Rindu akan hujan yang lama tak menyapa dengan air keberkahan
Sampai waktu rindu itu
Ku berharap menjadi nyata
Walaupun hanya sekedar nyata di balik bayangan wajahmu

Aku ingin menjadi angin senyap di sepertiga malam
Ingin masuk dalam jiwamu
Supaya engkau mengerti
Tentang rinduku kepadamu
Rindu yang penuh dengan air mata harapan
Hingga ku berharap suatu saat engkau mengerti tentang perasaan
Perasaan saat engkau berdo'a tetang rindu kedamaian di hati dan jiwa

Aku ingin menjadi angin senyap di sepertiga malam
Memenuhi panggilan jiwamu
Karena rindu ini sudah menggumpal menjadi awan hitam
Tinggal menunggu waktu yang tepat
Rindu awan hitam
Menjadi hujan di jiwamu
Tuk mendinginkan segala rasa di hati dan jiwa
Memenuhi ruang kedamaian rindu yang lama tak terbayarkan
Lewat do'a ini hari di sepertiga malam
Saat langit memandang hati dan jiwa dalam peluh kesah rindu
Rindu yang belum tersampaikan lewat hati yang legowo
Tuk menuju hati yang ikhlas dan tulus
Memenuhi ruang cinta yang masih tertutup awan tebal
Memenuhi kisah lara yang tersembunyi di balik awan rindu bersama pekat dan hitam
Hingga membuat hati menuju patah hati
Sampai menjadi tumpukan lara
Lara patah hati di atas sajadah
Saat sepertiga malam yang sunyi dan sepi
Memenuhi panggilan air mata jiwa
Sebelum nafas ini berhenti berdetak
Memenuhi panggilanMu
Tuhan sang maha pemilik cinta
Kumohon lewat angin senyap di sepertiga malam
Sampaikan salam rindu yang lama terlantar di atas sajadah yang mulai lusuh
Seperti lusuh jiwaku akan rindu kepadamu
Memenuhi ruang air mata dan luka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline