Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Taqwim

Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Air Mata Langit Pengharapan

Diperbarui: 25 Juni 2023   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Saat kau memberi jawaban tentang cinta

Besar harapanku tentangmu

Engkau dapat menerima segala cinta yang ku bangun di tahta jiwamu

Namun harapanku sirna

Kala tanah tak menyambut cinta hujan

Karena hujan membanjiri semesta hati

Hingga berujung air mata jatuh dipangkuan tanah-tanah yang menjadi longsor

Sebab hujan begitu deras

Hingga menjadi bencana yang tak diharapkan keadaannya


Kisahmu dan kisahku

Paduan antara cinta yang patah hati

Selaksa aku memberi api cinta

Namun api cinta kau bakar di hati dan jiwaku

Karena harapanku tentangmu

Telah kau campakkan dalam benih-benih kebencian

Hingga dendam cinta menyeruak di angkasa hati

Namun ku coba dengan sekuat angin hati

Bahwa segala peristiwa tuk selalu dijadikan hujan yang damai

Tanpa ada air mata yang jatuh di sanubari atma

Namun nyatanya

Air mata tetap jatuh di langit pengharapan

Semua menjadi luka di semesta hati dan jiwa


Air mata langit pengharapan

Luka api cinta yang menjadi amarah dan dendam

Hingga amarah dan dendam membinasakan segala hati

Hati terkotori akan sebuah kisah yang penuh luka

Sarungkan! Segala amarah dan dendam

Lihatlah! Matahari walaupun di bakar berjuta-juta tahun

Matahari tetap tegak menerangi semesta alam

Matahari adalah: cinta yang penuh keikhlasan kepada bumi

Matahari adalah: cinta yang penuh ketulusan kepada bumi

Matahari adalah: Keteladan cinta yang mengorbankan diri tuk kekasihnya

Dia matahari adalah: cinta kepada bumi

Sampai terompet kiyamat berbunyi

Hingga akhir di hayat nanti

Matahari tetap cinta kepada bumi

Sampai akhir mati nanti


Air mata langit pengharapan

Sebuah kisah api cinta yang membakar segala jiwa dan hati

Karena cinta telah menjadi luka yang berdarah-darah

Menuju celah-celah segala rasa cinta

Menuju pengharapan yang kosong

Hingga tersungkur dan tak dapat bangun kembali

Karena luka sudah terlalu dalam

Membuat di sukujur tubuh bunga-bunga yang berguguran di taman luka

Luka yang memenuhi segala rindu dan dendam

Hingga terjatuh dan tak dapat bangun kembali

Sampai menutup mata di akhir nanti



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline