Kala aku masih di awal kuliah
Aku lebih suka melihat buku berserakan di kos ku
Daripada buku yang tertata rapi berderet di tembok atau di almari
Bahkan aku tak jarang
Buku selalu menemani tidurku
Seolah-olah buku adalah kekasihku
Ingin aku dekat dengan buku
Sedekat aku dengan udara dan tanah
Aku lebih suka buku berserakan
Sambil ku pandang buku dari dekat maupun dari jauh
Aku begitu bahagia dalam jiwa
Saat melihat dan memperhatikan buku-buku yang ada di sampingku
Bahkan sesekali aku menulis sajak dan puisi
Kala itu setiap ilustrasi puisi dan sajak yang kutulis
Tak lupa ku solek dengan latar malam
Lalu di iringi suara lolongan anjing menggonggong
Seolah-olah keadaan mencekam
Selaksa aku hidup yang penuh dengan misteri serigala di atas bukit
Ku hirup udara malam
Penuh pekat yang masih gelap
Sepi dan sunyi
Mengiringi langkah jalan hidup yang panjang
Memenuhi ruang semedi
Dalam kegamangan hidup yang penuh dengan drama dan arogansi
Aku lebih suka buku berserakan
Biar ramai keadaan
Walaupun hatiku sepi sembilu
Karena aku lebih suka sunyi dan sepi
Daripada keramaian yang bising
Penuh dengan keadaan yang kacau balau
Aku lebih memilih dalam kesendirian
Bersama buku berserakan
Memenuhi ruang rinduku pada semesta akan sebuah kedamaian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H