Cukup malam ini
Jangan kau suguhkan aku secawan anggur
Aku sudah tak mau mabuk lagi
Karena tanpa secawan anggur pun
Aku sudah mabuk pada kekasihku
Kekasih yang berwajah rembulan
Kekasih dengan bibir delima merah
Mengembang di antara senyum keikhlasan
Malam begitu dingin
Menusuk di hati yang paling dalam
Walaupun dingin seberapapun keadaannya
Jangan kau suguhkan secawan anggur untukku
Aku sudah tak mabuk lagi
Karena aku sudah mabuk
Kepada kekasihku yang jauh di altar singgasana
Menemani hari-hariku
Hari musim kemarau maupun musim penghujan
Dia ada disamping bayanganku
Cukup sudah
Jangan kau suguhkan aku secawan anggur
Walaupun itu anggur terbaik dari langit sekalipun
Jangan kau suguhkan kepadaku
Karena aku sudah mabuk
Tanpa secawan anggur
Hatiku sudah mabuk rindu kepada kekasihku
Kekasihku yang masih duduk di singgasana
Menunggu puisi yang ku tulis ini malam hari
Maaf
Tak usah kau suguhkan
Secawan anggur
Walaupun itu secawan anggur terbaik dari Eropa
Karena hatiku sudah mabuk asmara
Kepada kekasihku
Dia adalah bibir yang tipis nan indah
Mata yang penuh pancaran kesetiaan
Hati yang penuh keikhlasan
Dialah wanita yang indah budi dan wajahnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H