Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Taqwim

Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Puisi: Muara Air Mata

Diperbarui: 11 April 2023   20:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi perempuan menangis| Dok Freepik via parapuan.co

Hatiku bergetar
Saat aku menulis puisi yang penuh luka
Luka yang menyayat perjalanan kisah cinta
Cinta yang tak ada arti bagimu
Namun cinta itu telah membawa luka di sepanjang nafasku
Hingga luka membuat aku setengah gila
Menuju kesedihan dalam muara air mata

Luka yang tak ada arti
Karena luka telah membunuh segala mata batin
Ingin sekali aku memukul air mata
Supaya air mata tak jatuh kembali
Jangan ada air mata lagi
Jika air mata hanya membuat luka mendalam dalam paruh jiwa

Muara air mata
Mengalir deras di antara celah sekujur tubuh
Aku nampak lunglai di jalan penuh luka
Membakar perih di sekujur tubuhku yang beku
Karena cinta yang menjadi harapan
Hanya sebuah kepalsuan hitam yang penuh pekat
Menusuk di sekujur tubuh ruang jiwa
Hingga aku terkapar dalam luka
Luka tanpa ada kata harapan

Cukuplah!
Luka kan kubawa lari
Bersama aliran air mata yang deras
Hingga sampai waktu
Aku tak sanggup lagi mengusap air mata
Karena aku telah pulang dari dunia
Menuju kehidupan dalam ruang menutup mata selamanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline