Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Taqwim

Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Merayu Hujan

Diperbarui: 19 Februari 2023   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan
Sudah berapa ini hari
Engkau hujan tak berhenti
Sedang ada apa hujan?
Hingga engkau melaju dari langit tumpah ke daratan
Sampai daratan terbenam air hujanmu
Jalanan nampak banjir tak tersisa
Semua penuh air hujan yang menghabiskan daratan yang kering

Hujan
Bolehkah kumeminta
Berhentilah sejenak
Biar ini sore pelangi indah menghibur hati yang gundah
Jika engkau hujan terus mengguyur tanpa jeda
Pelangi tak kan muncul dengan senyum sumringahnya

Hujan
Bolehkah kuceritakan tentang bunga di taman
Bunga di taman sekarang lagi tenggelam
Karena engkau hujan melaju tanpa ada stasiun pemberhentian
Sawah dan ladang banjir
Kota dan desa tenggelam akan bah airmu yang jatuh dari langit
Berhentilah sejenak hujan
Biarkan kami bernafas sejenak
Sembari mengumpulkan barang yang mulai ikut tenggelam

Hujan
Berhentilah sejenak
Mari kita nikmati nafas kehidupan
Menikmati mentari sejak kemarin tertutup airmu
Maka istirahatlah sejenak hujan
Supaya langit kembali normal
Tidak engkau guyur bumi dengan airmu yang membanjiri di segala penjuru mata angin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline