Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Taqwim

Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Menunggu Air Mata Jatuh

Diperbarui: 18 Februari 2023   08:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Langit masih nampak berwarna putih
Saat gerimis hujan tiba di waktu pagi
Aku masih duduk sembari menikmati udara yang di selimuti gerimis kecil
Sembari menikmati kesedihan tentangmu yang tak pernah hadir dalam mimpi indah ku

Gerimis kecil menyelimuti alam hatiku
Aku masih termenung tentang keadaan beban berat kehidupan
Masih bertaburan di celah-celah hatiku
Sembari kunikmati disetiap ketukan gerimis
Mengiris mewarna sepanjang penantian ku
Tentang menunggu air mata jatuh
Saat kunikmati kepedihan yang mengiris di setiap detik yang bergerak

Menunggu Air mata jatuh
Disela-sela mataku yang mulai sayu
Membuat hatiku nampak gundah gulana tak bertepi
Karena gerimis selalu mengiris di setiap ketukan laku yang kulalui

Menunggu air mata jatuh
Kusiapkan payung dimataku
Supaya air mata yang jatuh nanti
Tak membasahi tubuhku yang mulai melemah
Karena air mataku yang jatuh
Sebuah harapan tentang asa yang ada di sanubari terdalam ku
Lewat gerimis kecil di pagi hari
Penantian ku tentang air mata jatuh
Masih menunggu setia di teras rumah yang mulai padat merayap




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline