Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Taqwim

Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Burung Gagak Tua

Diperbarui: 5 Februari 2023   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tatkala hujan tak berhenti

Sudah membanjiri di segala ruang

Engkau burung gagak tua

Telah berpuasa tak makan

Hingga waktu ajal menjemputmu

Engkau sudah tak mau membunuh mangsamu

Karena engkau sudah tak ingin darah berceceran kembali di mulut besarmu


Burung gagak tua

Sudah tak nampak di angkasa

Engkau menjemput kematian dengan puasa

Engkau sudah tak ingin menjadi gladiator yang mengeksekusi di setiap cengkeraman cakarmu yang kekar

Hingga waktu engkau menutup mata selamanya


Burung gagak tua

Perjalanan nafasmu

Sudah tak ingin bercampur aura darah

Hingga engkau memutuskan

Puasa dalam kematian


Burung gagak tua

Perjalanan sayapmu

Kini sudah tak terlihat memenuhi langit biru

Karena engkau sudah tiada

Bersama kematian jalan yang engkau pilih


Burung gagak tua

Sayapmu sudah tak berkembang lagi

Saat hujan deras mengguyur disegala tanah-tanah yang tandus

Kini basah kembali

Saat burung gagak tua

Berjalan bersama aliran nafas yang telah menjemput

Dengan jalan yang engkau pilih

Menuju jalan kematian

Puasa tanpa makan

Engkau mengakiri kehidupanmu yang telah lama

Beraroma darah mangsa yang telah engkau binasakan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline