Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Taqwim

Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Aku Pendekar Jalanan

Diperbarui: 5 Februari 2023   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Kubaringkan wajahku di jalanan aspal yang hitam

Kuhembuskan udara terakhir sebelum aku menjadi mayat

Kutaburkan bunga-bunga kematian

Atas nama ego kemanusiaan

Ego jagoanku tak pernah surut dan padam

Selaksa api yang membakar seluruh tubuh dan wajahku


Aku pendekar jalanan

Kuhitamkan dengan nyanyian organisasi yang kubanggakan

Hingga segala musuh sirna di telan nyanyian aspal yang hitam

Aku tak peduli antara nyawa melayang atau jasad yang hilang

Aku tetap bertempur sampai nyawa sirna melayang

Hingga kubuat hitam seluruh jalanan

Hingga kubuat kota penuh kobaran api

Sampai kobaran api membakar seluruh kota dan jalanan


Aku pendekar jalanan

Bagiku mati atau hidup sekarang sama saja

Bagiku lari dalam peperangan ini malam, adalah: aib terbesar

Lebih baik hidup tanpa jasad

Daripada mundur walau hanya selangkah


Udara malam menusuk seluruh tubuhku

Aku tetap dijalanan

Bersama bising knalpot yang meraung-raung

Selaksa Harimau yang keluar dari kandang

Atas nama pendekar jalanan

Terus melakukan konvoi

Tak peduli antara kematian dan kehidupan

Sudah menjadi tabiat api dan abu

Terus membakar diseluruh jalanan dan kota

Hingga jalanan hilang tak bertuan

Sampai nafsu Iblis masuk diseluruh otak dan tubuh sangkakala




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline