Pagi cerah bersama kicauan burung
Udara masih berembun sejukkan hati
Sementara matahari masih malu-malu berjumpa pagi hari
Suara pagi bersama pepohonan yang rindang
Tiba-tiba ada suara keras dari sudut ruang Kadipaten "Romo putri anake panjenengan iii iii ical"
Adipati berdebar jantung semakin kencang
Mendengar kabar putri satu-satunya hilang
Selaksa pohon yang di sambar petir dan tumbang
Kondisi Kadipaten semakin memanas
Adipati segera mengambil tindakan tegas
Membuat sayembara "sopo wonge seng iso nemokne putriku nah sek joko tak pek mantu, tapi nah wes ra joko utowo wong wadon tak pek sedulur"