Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Taqwim

Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Kutulis Untukmu

Diperbarui: 12 Juni 2022   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Saat hembusan dingin malam
Tak sengaja aku membaca statusmu
Atas kepergian ayahmu
Engkau tulis begitu sempurna kesedihan nestapamu
Hingga seluruh batinku
Terbawa arus dua puluh tahun silam
Aku menulis bait surat untukmu
Namun engkau tak pernah membaca
Karena surat itu ada di tangan ayahmu

Saat aku cerita tentang hari itu
Engkau meneteskan air mata
Engkau marah kepadaku
Walau aku tak pernah berpikir sedikitpun untuk melukai sebuah hati
Tetapi keadaan yang telah membuat hari itu hujan tanpa pelangi
Hujan hanya bersua menyapa angin rupa rindu

Aku dibatas serakan kertas
Bersama tinta yang membeku
Tanpa engkau tahu kata dan huruf yang tertulis
Ingin kusampaikan bersama bunga-bunga campus rindu
Membisikkan sebuah hati
Tabahlah dengan keadaan
Yakinlah!  Segala yang bernyawa akan meninggalkan sebuah raga
Kesedihan itu manusiawi
Namun jangan terlalu lama menyelam dalam kesedihan
Karena hari esok masih ada bersama kehangatan mentari pagi

Aku tahu dan aku tahu dua puluh tahun silam
Ayahku meninggalkanku
Engkau yang melipur hatiku
Selama aku mengenalmu di kota Jogja
Kota harapan bagi jutaan hati yang mengembara rindu

Sampailah di bait sajak akhirku
Kutulis dengan bahasa do'a
Aku ikut berduka cita
Semoga ayahmu di beri kedamaian dan selalu berada di syurgaNya
Syurga yang di janjikan dalam firman dan sabda




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline