Lihat ke Halaman Asli

Khoirul Munir

Guru dan Peneliti

Analisis Kemampuan dan Kebutuhan Guru di Era Industri 4.0

Diperbarui: 7 Desember 2021   07:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat berpengaruh dalam membangun kecerdasan bangsa. Saat Jepang dibom oleh sekutunya yaitu Amerika di kota nagasaki dan hirosima. Jendral jepang bertanya kepada prajuritnya tentang  berapa guru yang dapat di selamatkan. Ini berarti negara semaju Jepang sangat begitu memperhatikan guru dan pendidikan. 

Menurut para filsuf dan pendidik eropa pendidikan slalu memiliki gagasan yang jelas tentang siapa dan apa yang diajarkan. Menurut Bruni (2016) Tujuan Pendidikan adalah  mengejar kebenaran yang dimaksud sebagai apa yang di dapat untuk berpikir. Pemikiran pendidikan barat sangat memperhatikan faktor logos. Artinya pendidikan berarti mempertanyakan esensi pemikiran yang rasional, yang memimiliki pembenaran dalam tujuan melestarikan diri melalui rasional dan sarana teknis.

Dunia pendidikan adalah dunia belajar. menurut Hosnan (2016) belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu dimana proses tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman". Core inti pendidikan adalah menjual jasa pendidikan yang sesuai dengan standar nasional yang telah ditentukan. menurut Dunia pendidikan formal yang ada bisa berupa sekolah dan universitas, begitu sebaliknya  pendidikan non formal bisa berarti tempat les dan lain-lain. 

Menurut Pryahin & Burakova (2019) pendidikan juga adalah salah satu syarat penting untuk mencegah kekerasan dan pembentukan pola pikir humanistik dan non kekerasan. pendidik adalah mentor yang memiliki pengaruh yang menentukan pada pemikiran dan perilaku anak-anak dan remaja, serta meletakkan dasar ideologis untuk mereka. 

APBN di indonesia untuk dunia pendidikan cukup besar yaitu sekitar 20% dan regulasi ini diatur dalam UUD Pasal 31 ayat 4 undang-undang dasar negera republik indonesia.  Pendidikan yang dimaksud bermuara pada sekolah yang akan diteliti.

Sekolah berasal dari bahasa latin yaitu skhhole yang dapar di artikan sebagai waktu luang (George, 2020). Sekolah di sini adalah suatu kegiatan di waktu luang bagi anak untuk   menikmati kegiatan utama yang diharapkan, yakni bermain dan menghabiskan waktu untuk memulai berhitung, menghafal dan membaca huruf-huruf dan mengenali yang berhubungan  tentang moral (budi pekerti) dan  seni zaman telah berubah dan sekolah telah berubah menjadi makna yang berbeda yaitu beberapa bangunan atau suatu lembaga intelektual yang berfunsgi sebagai muara Kegiatan belajar dan mengajar. Sekolah slalu berhubungan dengan akreditasi khususnya di tangerang memiliki jumlah yang cukup memilukan. 

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Tangerang, Banten. Zaenudin Mengatakan bahwa sebanyak 280 sekolah dari 340 sekolah dari katagori SMA dan SMK belum terakreditasi. Beliau juga mengungkapkan berupaya mendorong pimpinan sekolah untuk melakukan akreditasi adalah cara sekolah meningkatkan mutu pendidikan mutu pendidikan ini juga sangat mempengaruhi kinerja guru yang berhubungan dengan aspek dengan kemampuan berpikir konseptual guru dan pengambilan keputusan yang bijak. Tentu kemampuan psikis seorang guru juga akan merasa tidak nyaman jika sekolah masih belum terakreditasi dengan baik. akreditasi sekolah juga di pengaruhi dengan adanya jumlah Rendahnya guru yang berstatus PNS

Jumlah Guru SMK Dibanten khusunya yang memiliki status Pns sangat rendah terhitung hanya 1618, PNS yang diperbantuan 97, Guru SMK yayasan 5.745, Kepala Sekolah 578, dan data guru smk yayasan berjumlah 10.833 dengan adanya data ini pun mempengaruhi bagaimana Rendahnya guru yang masih belum S1 khususnya pada Swasta. Pahadal guru yayasan sangat banyak khususnya pada bidang SMK.

Rendahnya guru yang belum tersertifikasi karena belum ada upaya dari guru tersebut untuk mengikuti PPG. PPG adalah singkatan dari Pendidikan Profesi Guru. Variabel alasan guru adalah tidak adanya sumber daya modal yaitu uang yang cukup untuk biaya pendidikan atau kurang minatnya pendidikan disebabkan oleh tidak maunya berpikir kembali dan sudah kelelehan untuk disuruh mengerjakan tugas. 

Apalagi jika tugas tersebut menggunakan alat teknologi seperti laptop dan lain.lain dari jumlah total guru jenjang smk yaitu 10.833 maka jumlah guru yang berkelamin laki-laki adalah 1.444 yang sudah mengikuti PPG dan Perempuan sebanyak 2.929. data ini bisa dilakukan kalkulasi yaitu hanya 40% dari jumlah 100%. Rendahnya guru yang melengkapi perangkat pembelajaran masih sedikit hal ini dibuktikan dari peneliti yang terjun langsung bertanya kepada piha kurikulum sekolah yang diambil sampelnya.

Masih banyak sekolah-sekolah yang belum mengumpupkan perangkat pembelajaran seperti RPP, Silabus, Prota, Promes, KKM, Minggu Efektif, Kalender Pendidikan dan lain-lain. data diatas cukup membuat kita mengambil kesimpulan bahwa 20 % persen guru yang tidak lengkap Perangkat pembelajarannya dikarekan guru tersebut asal copy paste diinternet dan tidak mau berpikir lagi membuat konsep pembelajaran dengan metode-metode yang maju. guru-guru tersebut telah nyaman pada metode pembelajarannya yang konvensional. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline