Lihat ke Halaman Asli

khoirul ikhsan

Masyarakat biasa

Meminimalisasi Emisi Gas Efek Rumah Kaca: Ada yang Lebih Tepat dari Transisi Energi

Diperbarui: 13 Oktober 2023   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Transisi Energi merupakan upaya meminimalisasi emisi gas efek rumah kaca dengan cara berpindah dari energi kotor yang biasanya sebagai penyumbang emisi gas efek rumah kaca ke energi bersih atau hijau yang ramah lingkungan. Keberadaan emisi gas efek rumah kaca sangat mempengaruhi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi, tidak hanya manusia saja yang terdampak emisi gas efek rumah kaca tetapi juga flora dan fauna yang ada. Perubahan iklim, pemanasan global, bencana alam, flora dan fauna punah karena tidak dapat beradaptasi merupakan dampak dari emisi gas efek rumah kaca.

Mengapa gas efek rumah kaca dapat mempengaruhi perubahan Iklim dan pemanasan global?

Keberadaan gas efek rumah kaca memberikan dampak baik dan buruk bagi kehidupan di bumi, tanpa emisi gas efek rumah kaca suhu di bumi akan turun radiasi sinar matahari yang masuk dan otomatis terpantul keluar tidak ada yang menghalau atau menangkap sehingga panas matahari keluar dan suhu bumi rendah mengalami pendinginan mustahil untuk menjadi tempat melangsungkan kehidupan bagi makhluk yang ada di bumi,  Akan tetapi jika emisi gas efek rumah kaca berlebihan memadati lapisan atmosfer mengakibatkan radiasi sinar matahari yang turun dan terpantulkan di bumi tidak bisa keluar kembali karena terperangkap emisi gas efek rumah kaca yang memadati lapisan atmosfer hingga menyebabkan suhu bumi cenderung meningkat. Suhu bumi meningkat akan menyebabkan pemanasan global. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. ketidakseimbangan ekosistem di bumi seperti mencairnya es di kutub karena suhu bumi meningkat, matinya fauna di kutub karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan hidup yang telah berubah, tenggelamnya pulau pulau rendah karena dampak dari mencairnya es di kutub, kekeringan, kepunahan flora maupun fauna, dan masih banyak lagi.

Kegiatan manusia yang menyumbang Emisi Gas Efek Rumah Kaca.

Emisi gas efek rumah kaca terdiri dari Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen Oksida (N2O), Hidrofluorokarbon (HFC), Perfluorokarbon (PFC), Belerang Hex Florida (SF6), dan Karbon Hitam (Black Carbon).

Karbon Dioksida (CO2), Ini adalah gas rumah kaca utama yang dihasilkan oleh kegiatan manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam untuk energi, transportasi, dan industri.

Metana (CH4), Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi gas alam dan minyak bumi. Pertanian, terutama produksi ternak seperti sapi dan domba, juga merupakan sumber utama emisi metana melalui pencernaan hewan dan manajemen limbah hewan.

Nitrogen Oksida (N2O), Gas ini terutama berasal dari penggunaan pupuk sintetis dalam pertanian dan polusi udara dari pembakaran bahan bakar fosil serta pembakaran biomassa.

Hidrofluorokarbon (HFC), Perfluorokarbon (PFC), dan Belerang Heksafluorida (SF6), Ini adalah gas-gas buatan manusia yang digunakan dalam industri, terutama dalam sistem pendingin, peralatan listrik, dan manufaktur. Mereka memiliki potensi pemanasan global yang sangat tinggi.

Karbon Hitam (Black Carbon), Partikel karbon yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, biomassa, dan limbah. Mereka menyerap panas dan dapat memengaruhi salju dan es, mempercepat pemanasan global di wilayah kutub.

Daerah yang intens menyumbang Emisi Gas Efek Rumah Kaca dan dampak yang didapat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline