Setahun sekali yang penuh kehangatan, itulah yang dinantikan dalam momen lebaran. Kendati pun harus berdesakan di angkutan umum, pesan tiket berbulan-bulan sebelumnya dengan harga berlipat-lipat dari hari biasa, atau berpanas-panasan di tengah kemacetan, tak bisa menghalangi rasa rindu yang sudah di ubun-ubun.
Namun, semua akan mafhum jika tahun ini akan berbeda. Mungkin arus mudik tak akan seramai biasanya. Pembatasan-pembatasan yang dilakukan hampir di semua daerah untuk mencegah penyebaran virus Covid19, membuat mudik fisik seperti tahun-tahun sebelumnya tak akan semudah biasanya. Pemerintah bahkan menghimbau agar tahun ini tidak ada aktivitas mudik lebaran.
Lalu, apa solusinya? Silaturahim masih harus dijaga, apalagi yang tinggal jauh dari orang tua. Tak dipungkiri, meskipun kita sebagai anak mungkin tak terlalu merasa, tapi orang tua selalu ingin berkumpul dengan anak-anak dan cucu-cucunya.
Beruntung, kemajuan teknologi memudahkan kita untuk tetap bertegur sapa, uluk salam, dan bertatap muka, meski tak secara fisik. Tentu tak seleluasa ketika benar-benar bertemu, mungkin kita juga rindu pada masakan khas hari raya yang selalu disediakan ibu, kue-kue, dan juga minumannya. Namun, bukan sia-sia kita mengikhlaskan masa berkunjung kita untuk sementara. Insyaallah lebih barokah dengan niat menghindari bencana.
Hikmahnya, tahun ini mudik kita akan menjadi lebih simpel. Tak perlu bongkar lemari untuk pindahan sementara, atau berjibaku dengan kemacetan dan kerepotan dalam urusan transportasi. Cukup di rumah saja, dan kita masih bisa bertegur sapa.
Bagaimana caranya? Cukup persiapkan gadget, dan juga budget untuk membeli kuota, lalu sepakati aplikasi apa yang akan digunakan untuk bertelepon, video call, atau bahkan telekonferens. Tak kalah penting, siapkan pula saldo tabungan untuk transfer m-banking ke rekening orang tua dan kerabat kita, sebagai pengganti parsel atau uang saku lebaran.
Lebih dari itu, persiapan hati yang tulus ikhlas memaafkan, mengikhlaskan, dan juga meminta maaf jauh lebih penting lagi. Ada ataupun tidak ada pandemi, tak akan mengurangi makna dan keberkahan hari raya Idul Fitri jika kita senantiasa menautkan hati pada Sang Pemberi Kehidupan, Maha Pengasih, Maha Pengampun, Maha Penyayang. Semoga Ramadhan kita penuh berkah. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H