NASIB GURU SWASTA YANG TERLUPAKAN
Mengurai persoalan pendidikan di Indonesia tidak ada ujung pangkalnya dari masalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana pendidikan sampai masalah pembiayaan untuk pendidikan. Pendidikan menjadi modal utama untuk membangun bangsa yang hebat dan bermartabat. Tetapi sayang kadang pengelolaan pendidikan masih "terlupakan" terlebih para nasib guru. Dalam hal ini guru swasta notabenya belum juga menjadi pegawai tetap yayasan.
Menurut penulis, kesejahteraan para guru baik itu negeri maupun swasta menjadi hak negara untuk mensejahteraan agar layak hidup. Tetapi prkatiknya belum, hal ini karena masih ada tumpah tindih regulasi yang perlu ditinjau kembali oleh para pemangku kepentingan. Guru swasta maupun negeri memili kewajiban yang sama yaitu mencerdakan anak bangsa, mengapa terkait dengan hak kesejahteraan berbeda? Apa salah bila seorang guru swasta menuntut hak yang sama. Pemerintah dituntut dituntut untuk kerja, kerja, kerja membuka mata dan telinga, menengok nasib guru swasta yang terlupakan.
Harapan penulis para manteri kabinet kerja tidak ada kata mahal pada sektor pendidikan, ayo sekolah, ayo sekolah menjadi pemandangan yang indah diseluruh penjuru tanah air, ayo Indonesia bisa melangkah kejayaan dengan menjunjung tinggi persamaan hak dan pengabdian para guru kita tercinta. Maka bolehlah kiranya guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa, tetapi jangan dibiarkan guru mengemis kekayaan dengan profesi yang mulia ini. Semoga dari pihak yang berwenang mampu menempatkan guru pada posisi yang mulia. Salam untuk para guru tetap semangat, perjuangan butuh pengorbanan dan do'a. Dengan pengabdian gurulah bangsa ini bisa makmur sentosa. Semoga guru bisa lebih sejahtera...Amin..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H