Lihat ke Halaman Asli

Khoerul Maarif

Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang

Simsalabim! Mahasiswa KKN Undip Sulap Limbah Kulit Jagung Jadi Pakan Ternak Tinggi Nutrisi

Diperbarui: 10 Februari 2023   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Wonogiri (08/02/2023). Kulit jagung (klobot) biasanya menjadi limbah pertanian dan hanya diberikan ke ternak secara langsung sebagai pakan tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan adalah dengan pembuatan fermentasi kulit jagung. Kegiatan ini akan meningkatkan kadar protein dalam kulit jagung serta dapat menurunkan kadar serat kasar di dalamnya. Pembuatan fermentasi kulit jagung mudah dilakukan dan dapat dilakukan menjelang musim kemarau saat pakan hjauan susah dicari.

Khoerul Maarif (21) mahasiswa jurusan Peternakan Universitas Diponegoro Semarang, dalam program KKN-nya berinovasi untuk melakukan pelatihan pembuatan pakan alternatif dari limbah pertanian kulit jagung (klobot) sebagai upaya meningkatan nilai mutu pakan di Desa Pasekan, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. "Di sini (Desa Pasekan) klobot jagung biasanya langsung dikasih ke sapinya Mas, ngga diolah terlebih dahulu." ujar Bapak Warno, salah satu peternak di Desa Pasekan.

Kegiatan pelatihan pembuatan pakan dari fermentasi limbah kulit jagung dilaksanakan di salah satu rumah peternak di Dusun Jatiharjo, Desa Pasekan. Kegiatan dimulai dengan pemaparan latar belakang pentingnya kegiatan peningkatan nilai nutrisi pakan untuk ternak. Kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan pakan dari fermentasi limbah kulit jagung, baik dari persiapan alat dan bahan hingga cara pemberiannya ke ternak. Awalnya disiapkan beberapa alat seperti ember, gayung, trash bag, dan pengaduk serta bahan seperti 1 karung klobot jagung, EM4, molases atau tetes tebu, air, serta bekatul. Disiapkan alas untuk kulit jagung, lalu kulit jagung ditata di atas plastik sebagai klobot lapisan pertama. Dicampurkan air, molases, dan EM4 dengan perbandingan 1 gayung air : 1 tutup botol molases : 1 tutup botol EM4. Campuran tadi diaduk hingga merata kemudian diciprat-cipratkan ke atas lapitan klobot jagung yang pertama. Selanjutnya ditaburkan 3 genggam bekatul di atas lapisan tadi. Ulangi hal yang sama hingga terbentuk beberapa lapisan klobot jagung. Dicampurkan semua lapisan klobot menjadi satu dan klobot dimasukkan ke dalam trash bag. Trash bag diikat hingga erat dan disimpan di tempat yang gelap. Klobot disimpan selama 21 hari. Sebelum pemberian ke ternak, klobot diangin-anginkan terlebih dahulu di bawah sinar matahari selama 30 menit. Pada awalnya sapi tidak ingin memakan klobot fermentasi tersebut, hal ini sudah biasa karena sapi butuh melakukan adaptasi pada pakan baru.

Dari program kerja yang dipaparkan, terlihat para peternak antusias dalam mengikuti jalannya kegiatan dan aktif bertanya kepada pemapar program. Setelah adanya kegiatan ini, diharapkan peternak dapat melakukan kegiatan pembuatan fermentasi klobot jagung sendiri di rumah dan aware akan pentingnya meningkatkan nilai mutu pakan yang pada akhirnya juga akan meningkatkan pertumbuhan dari ternak itu sendiri. Kegiatan ditutup dengan dokumentasi bersama dengan peserta kegiatan dan mahasiswa KKN Universitas Diponegoro.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline