Lihat ke Halaman Asli

Khoerul Maarif

Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang

Solutif! Atasi Kekurangan Pakan Saat Kemarau, Mahasiswa KKN Undip Lakukan Pelatihan Penanaman Fodder Jagung Hidroponik

Diperbarui: 9 Februari 2023   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

 

Wonogiri (08/02/2023). Saat musim kemarau tiba, para peternak di Desa Pasekan, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri seringkali mengalami kesulitan dalam memperoleh pakan untuk ternak. Berdasarkan survei dan wawancara, pakan yang didapat saat musim kemarau biasanya dibeli dari warga yang memanen jerami padi. Namun jika membeli pakan terus-menerus, biaya pakan ternak akan bertambah. Maka dari itu, masalah ini dapat diatasi dengan memanfaatkan jagung hasil panen yang melimpah untuk benih fodder jagung yang ditanam secara hidroponik untuk pakan ternak alternatif.

Khoerul Maarif (21) mahasiswa jurusan S1 Peternakan Universitas Diponegoro Semarang, dalam program KKN-nya berinovasi untuk mengadakan pelatihan penanaman fodder jagung secara hidroponik sebagai solusi bagi para peternak di Desa Pasekan untuk memperoleh hijuan pakan ketika kemarau tiba. “Iya Mas, ketika kemarau tiba susah untuk mendapatkan rumput buat sapi saya. Biasanya saya membeli jerami padi ke luar daerah biar sapi saya tetap bisa makan.” ujar Bapak Saidi, salah satu peternak di Dusun  Jatiharjo, Desa Pasekan.

Fodder jagung merupakan hijuan yang berasal dari jagung yang masih tumbuh dalam fase vegetatif. Semua bagian tanaman jagung dari daun hingga akarnya dapat dikatakan sebagai fodder dan dapat dimakan oleh ternak ruminansia seperti sapi dan kambing. Nutrisi seperti protein kasar dalam hijauan fodder jagung lebih tinggi dibandingkan dengan biji jagung utuh. Kadar protein kasar dalam hijauan fodder jagung yaitu sebesar 13,97% (Dara, 2014). Protein digunakan ternak untuk pertumbuhan dan dapat meningkatkan bobot badan. Dari hal tersebut, hijauan fodder jagung sangat direkomendasikan untuk diberikan ke ternak. Fodder jagung dapat ditanam secara mudah oleh para peternak dengan cara hidroponik tanpa menggunakan media tanah. Kelebihan dari penanaman fodder jagung secara hidroponik ini di antaranya penanaman tidak membutuhakan lahan yang luas, kontrol tanaman yang lebih bagus, lebih praktis dalam perawatan, dan dapat meminimalisir serangan hama.

dokpri

Kegiatan pelatihan penanaman fodder jagung dilaksanakan di salah satu rumah peternak di Dusun Jatiharjo, Desa Pasekan. Kegiatan dimulai dengan pemaparan latar belakang masalah susahnya mendapatkan pakan ketika musim kemarau yang biasanya dihadapi oleh peternak di Desa Pasekan. Kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi penanaman fodder jagung baik dari awal proses penyemaian hingga cara pemberiannya ke ternak. Awalnya benih jagung yang kering direndam dalam air selama 12 jam. Biji jagung lalu ditirisikan dan disemai di atas nampan yang telah dilubangi. Biji jagung lalu ditutup menggunakan tisu atau kain dan disemprotkan air di atasnya untuk menjaga kelembapan biji jagung. Tisu disemprotkan dengan air selama 2 hari hingga keluar akar pertama pada biji jagung. Jika sudah keluar akar pertama, tisu diambil dan fodder dirawat dengan cara disiram menggunkan air biasa selama 14 hari. Cara pemanenannya cukup mengambil fodder dari nampan dan diangin-anginkan selama 30 menit sebelum diberikan ke ternak.

dokpri

Dari program kerja yang dipaparkan, terlihat para peternak antusias dalam mengikuti jalannya kegiatan dan aktif bertanya kepada pemapar program. Setelah adanya kegiatan ini,  diharapkan peternak dapat melakukan penanaman jagung secara hidroponik di rumah dan dapat melakukaannya ketika pakan susah didapat saat musim kemarau tiba. Kegiatan ditutup dengan dokumentasi bersama dengan peserta kegiatan dan mahasiswa KKN Universitas Diponegoro.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline