Lihat ke Halaman Asli

Aspirasi Siswa

Diperbarui: 22 Desember 2019   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Problem/masalah memang kerap hadir dimanapun kita berada. Mereka singgah untuk diselesaikan, dituntaskan, dan dijadikan sebuah pelajaran.

Izinkan saya membahas sebuah problem-problem yang mungkin orang lain dianggap kecil namun berakibat besar didalam sekolah saya sendiri.

Dimulai dari problematika Kepala Sekolah, guru sampai kerentetan terakhir yaitu siswa dan siswinya. Tidak ada maksud lain dalam hal ini, selain untuk bahan pembelajaran kita semua. 

Ditopik yang pertama yaitu Kepala Sekolah. Kurangnya penerimaan masukan dari siswa dan siswi kerap sekali menjadi sebuah pro dan kontra yang mengakibatkan munculnya pihak-pihak yang kurang setuju dengan segala kebijakan dari kepala sekolah termasuk saya, bagaimana tidak? Kita anggap saja Kepala Sekolah itu seorang Presiden (pemimpin negara) dan kita siswa dan siswi diibaratkan Rakyat dari sebuah negara tersebut.  Kita tahu bahwa didalam sebuah negara (sekolah) kekuasaan tertinggi masih ada ditangan rakyat (siswa dan siswi) bukan hanya ditangan presiden (Kepala Sekolah). Tetapi kita disini bukan berbicara tentang penuntutan  sebuah kekuasaan namun tentang Hak kita untuk menyampaikan ASPIRASI sepertinya tidak pernah diperhatikan. (Masalah 1).

Lanjut ke Problematika Guru disekolah kita. Kurangnya pembelajaran yang terkonsep, belajar efektif. dan kesadaran waktu pembelajaran yang sering kali kosong bahkan sampai tiga mata pelajaran perhari. Kita banyak dijejali tulisan-tulisan hingga berlembar-lembar, namun apa yang kita dapat? Tidak ada.  Kenapa ? Mereka kurang menetapkan sebuah konsep dan sebuah cara pembelajaran efektif yang mungkin akan mempermudah siswa dan siswinya dalam mencerna materi demi materi yang mereka ajarkan. Karena sejatinya pemahaman jauh lebih penting dari pada secarik kertas laporan nilai yang memuat nilai-nilai mata pelajaran yang tinggi. (Masalah 2).

Problematika selanjutnya yaitu problematika yang ada dalam benak siswa dan siswi termasuk saya. Kurangnya kesadaran disiplin masih menjadi peringkat tertinggi dalam diri siswa maupun sisiwi. Mereka sering mengabaikan kedisiplinan yang mungkin akan berdampak negatif untuk pola hidup mereka kedepan. Sering muncul pelanggaran-pelanggaran hak dan kewajiban sebagai siswa dan siswi masih kerap terjadi. Dan penerapan kesadaran tentang kebersihan suatu lingkungan sekolah masih 30% tertanam dalam diri mereka.  (Masalah 3).

Sekian tulisan dari saya tentang problematika yang ada dalam sekolah saya sendiri, tidak terpikirkan dalam diri untuk menyinggung berbagai pihak. Jadikanlah sebuah masalah untuk pembelajaran kita dan mari selesaikan bersama-sama.

Catatan yang harus diperbaiki:

1. Kepala Sekolah yang memberikan kelapangan siswa dan siswinya untuk menyampaikan aspirasi dan keluh kesahnya.

2. Guru yang mungkin harus belajar bagaimana mereka harus menetapkan sebuah konsep yang efektif dalam pembelajaran dan kesadaran waktu mengajar supaya kami tidak ketinggalan materi.

3. Kurangnya rasa disiplin, hak dan kewajiban siswa disekolah dan rendahnya kesadaran akan penjagaan kebersihan dalam lingkungan sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline