Lihat ke Halaman Asli

Rezekilah yang Mencari Manusia, Bukan Manusia yang Mencari Rezeki

Diperbarui: 3 Januari 2025   02:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Rezekilah yang Mencari Manusia, Bukan Manusia yang Mencari Rezeki. dokpri

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Pernahkah Anda mendengar ungkapan, "Rezekilah yang mencari manusia, bukan manusia yang mencari rezeki"?

Kalimat ini mungkin terdengar seperti paradoks di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang mengajarkan bahwa kita harus bekerja keras, mengejar peluang, dan bersaing untuk memperoleh kehidupan yang layak. Namun, dalam Islam, ungkapan ini mencerminkan sebuah prinsip mendalam yang mengajarkan keseimbangan antara usaha, tawakal, dan keyakinan kepada Allah SWT.

Bagaimana Islam memandang konsep rezeki? Adakah dasar agama yang mendukung pernyataan ini? Mari kita selami lebih dalam.

Rezeki yang Sudah Dijamin oleh Allah SWT

Dalam Al-Qur'an, Allah menegaskan bahwa rezeki setiap makhluk sudah menjadi tanggung jawab-Nya:

"Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
(QS. Hud [11]: 6)

Ayat ini mengajarkan bahwa tidak ada makhluk di muka bumi, sekecil apa pun, yang luput dari jaminan rezeki Allah. Bahkan seekor semut di celah-celah batu memiliki bagian rezekinya sendiri. Maka, manusia, sebagai makhluk yang paling mulia, tentu tidak perlu khawatir berlebihan terhadap rezekinya.

Rezeki Sudah Ditentukan Sebelum Kita Lahir

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda bahwa salah satu dari empat hal yang telah ditentukan bagi manusia sejak dalam kandungan adalah rezekinya:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline