OLEH: Khoeri Abdul Muid
Pada Sabtu tanggal 14 Desember 2024 yang bersejarah ini, Profesor Dr. Sri Utaminingsih, S.Pd., M.Pd., dari Universitas Muria Kudus (UMK), menyampaikan pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar. Dalam pidato yang bertajuk "Kepemimpinan Pendidikan Student-Oriented dalam Transformasi Pendidikan Indonesia", beliau memaparkan model kepemimpinan berbasis siswa sebagai kunci untuk menjawab tantangan pendidikan modern.
Berikut ini analisis pidato tersebut dari perspektif teori mutakhir dan data terkini:
1. Teori Transformasi Kepemimpinan dalam Pendidikan
Mengacu pada Transformational Leadership Theory (Bass, 1990), kepemimpinan yang efektif menciptakan visi yang menginspirasi, memberdayakan komunitas belajar, dan mendorong perubahan sistemik yang berorientasi pada siswa. Leithwood et al. (2021) memperluas teori ini dengan mengintegrasikan teknologi dan data dalam pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan siswa secara personal.
Pidato Profesor Sri Utaminingsih sejalan dengan teori ini, khususnya dalam menekankan pendidikan holistik dan pembelajaran inovatif berbasis kebutuhan siswa. Konsep kepemimpinan student-oriented yang beliau paparkan mencakup visi berbasis siswa, kolaborasi dengan pemangku kepentingan, budaya sekolah positif, dan pengelolaan sumber daya yang efektif.
2. Data Nasional dan Global
- Data Nasional: Menurut laporan Kemdikbudristek (2023), sekolah yang menerapkan pembelajaran aktif berbasis siswa menunjukkan peningkatan motivasi hingga 32% dibandingkan dengan sekolah yang masih menggunakan metode tradisional.
- Data Global: Sistem pendidikan Finlandia menekankan fleksibilitas kurikulum dan otonomi guru, sementara Jepang sukses dengan pendekatan lesson study. Laporan OECD (2023) menunjukkan bahwa siswa Finlandia mencapai 98% literasi digital, sedangkan Jepang mencatat peningkatan kualitas pembelajaran hingga 40% melalui kolaborasi antarguru.
3. Studi Kasus Lokal: SD Negeri Kuryokalangan 02, Pati
Sebagai contoh nyata implementasi kepemimpinan berbasis siswa, SD Negeri Kuryokalangan 02 di Pati berhasil menjalankan program "Sekolah Ramah Anak". Program ini melibatkan guru, siswa, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung pengembangan siswa secara holistik.
Dampak Program:
- Kuantitatif: Partisipasi siswa dalam kegiatan belajar meningkat hingga 28%, dan tingkat absensi siswa berkurang 20% dibandingkan tahun sebelumnya.
- Kualitatif: Guru melaporkan antusiasme siswa yang lebih tinggi dalam diskusi kelompok dan pembelajaran luar kelas. Wawancara menunjukkan bahwa siswa merasa lebih dihargai dan termotivasi karena pendekatan personal dari guru.