Lihat ke Halaman Asli

Dialog Ponco-Silo tentang Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Diperbarui: 1 Desember 2024   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bakorwilbojonegoro.com

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Soal nasib. Meski bagai langit- bumi. Ponco dan Silo merupakan teman berkelindan. Teman sinorowedi. Teman securahan hati.

Berlatarbelakang yang lain. Pendidikan Ponco mandeg sampai jenjang SMA. Sementara Silo berkesempatan mengenyam ilmu di IKIP Yogyakarta hingga S-3.

Beruntung mereka bekerja dalam lingkungan yang sama. Silo meskipun masih muda sudah dipercaya menjadi asisten Bupati. Sementara Ponco, pasukan Satpol PP. Sehingga hampir saban hari pasca-bekerja. Ponco dan Silo mengistiqomahkan kebiasaan lama. Kongko-kongko. Ngopi-ngopi. Tapi no smoking.

Sebenarnya, saat di SD, rangking Ponco lebih baik dari Silo. Sehingga meski senjang taraf pendidikannya, tapi Ponco mampu mengimbangi Silo saat bergulat pikir dalam 'guyon maton' mereka. Ya. Mereka sering berdiskusi soal apa saja. Se-mood mereka. Asiknya, dua-duanya hoby membaca buku-buku tebal dan menulis di blog "Nitizen_Bersatu".

Kali ini mereka berdiskusi tentang isi buku Negara Paripurna-nya Yudi Latif, bab Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan.

Ponco: Kak Silo, aku penasaran deh, di bab sembilan buku ini, disebutkan tentang Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan. Apa maksudnya itu?

Silo: Oh, itu topik yang menarik, Ponco. Pancasila sebagai paradigma pembangunan berarti bahwa Pancasila harus menjadi dasar dan pedoman dalam setiap aspek pembangunan di Indonesia. Artinya, semua kebijakan dan program pembangunan yang dibuat oleh pemerintah harus berdasarkan nilai-nilai Pancasila, supaya pembangunan itu bukan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan sosial, keadilan, dan kesatuan bangsa.

Ponco: Jadi, Pancasila itu bukan cuma sebagai dasar negara, tapi juga sebagai pedoman dalam pembangunan negara?

Silo: Betul sekali, Ponco. Dalam bab ini, Yudi Latif menjelaskan bahwa pembangunan yang berorientasi pada Pancasila tidak hanya mengutamakan hasil atau produk ekonomi semata, tetapi juga harus memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat. Pancasila menjadi kerangka yang menyeimbangkan antara aspek material dan spiritual dalam pembangunan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline