Lihat ke Halaman Asli

Garuda Pancasila: Laki apa Perempuan, Pak Guru? [Bagian 1]

Diperbarui: 28 Oktober 2024   03:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kanalbekasi.com

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Di sebuah sekolah dasar yang ramai, Pak Guru Garuda bersiap untuk mengajar di kelas 3. Hari itu, dia memiliki rencana untuk menjelaskan tentang Garuda sebagai anggota keluarga elang rajawali. Namun, rencana tersebut mendadak berubah setelah ia menerima SMS dari salah satu muridnya yang penasaran, "Pak Guru, burung Garuda itu jantan atau betina?"

Mendapat pertanyaan yang tak terduga ini, Pak Guru Garuda tersenyum. Ia adalah seorang guru yang terbuka terhadap teknologi dan tidak melarang anak-anak menggunakan ponsel di kelas. Baginya, pendidikan harus beradaptasi dengan perkembangan zaman, bukan menolaknya. Meski banyak yang berpendapat bahwa ponsel bisa mengganggu konsentrasi belajar, ia yakin bahwa yang lebih penting adalah menekankan pada norma dan tanggung jawab dalam penggunaannya.

"Ini seperti pisau silet," pikirnya. "Meski tajam dan berbahaya, tidak ada larangan untuk membawanya ke sekolah."

Tepat saat itu, ia mulai merenung. Pertanyaan itu, "Apakah burung Garuda itu jantan atau betina?" membuatnya berpikir lebih dalam. Bagaimana mungkin seorang murid kelas 3 berani bertanya hal semacam itu? Dia mulai meragukan apakah pertanyaan itu datang dari anak-anaknya atau mungkin dari orang dewasa.

Setelah merenung sejenak, Pak Guru akhirnya membalas SMS tersebut, "Jantan, Nak." Jawaban singkat ini mungkin bisa memuaskan rasa ingin tahu muridnya, tetapi ia merasa ada yang kurang. Dalam hatinya, ia berpikir, "Apakah ini jawaban yang tepat?"

Ia tahu bahwa anak-anak di kelas 3 tidak mungkin bisa menerima penjelasan yang panjang. Selain itu, istilah "jantan" juga memiliki ambiguitas. Ini tidak hanya merujuk pada jenis kelamin, tetapi bisa mencerminkan sifat berani dan bertanggung jawab yang juga dapat dimiliki oleh perempuan.

Di hari-hari berikutnya, Pak Guru Garuda merenungkan pertanyaan tersebut. Ia merasa beruntung, karena memiliki waktu untuk mencari referensi yang tepat. Dan saat itu, ia mendapatkan ide. Mengapa tidak menjadikan pertanyaan ini sebagai bahan ajar yang menarik bagi siswa-siswanya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline