Bu Tiwi Widiarti selalu terpesona oleh alunan saxophone Kenny G yang manis dan lembut. Musik instrumentalnya memiliki cara unik untuk mengingatkan Bu Tiwi pada kenangan yang tak terhitung, membawa dirinya berkelana ke dalam ruang-ruang nostalgia yang penuh rasa.
Setiap nada yang keluar dari alat musik itu seolah-olah merayu hati Bu Tiwi, menggugah emosi dan menciptakan suasana yang damai. Bahkan di tengah kesibukan harinya, seperti di Fishipol ketika rapat ditunda hingga sore, melodi Kenny G selalu ada di benaknya.
Hari itu, saat menunggu rapat yang tak kunjung dimulai, Bu Tiwi berbaur dengan dosen-dosen muda yang ramai. Lucunya, di tengah keramaian, Bu Tiwi malah merasa jadi yang paling "tuwir" ketika berfoto bersama mereka. Setelah pertemuan yang tak terduga dengan dua teman lama, mas Aziz dan mas Aji, mereka pun berbincang hangat, membawa memori-memori lama yang tak kalah indah.
Sama seperti melodi Kenny G yang terus bergema dalam pikirannya, kenangan bersama teman-teman juga selalu menghiasi hari-hari Bu Tiwi, termasuk momen lucu saat mereka tertawa dan saling meledek.
Namun, yang tak terlupakan adalah ketika Bu Tiwi memutuskan untuk menonton konser Kenny G secara langsung di Prambanan. Meski harus merogoh kocek cukup dalam untuk tiket kelas duduk dan jarak dari panggung sejauh satu kilometer, rasa cintanya terhadap musik Kenny G tak surut.
Saat malam konser tiba, Bu Tiwi merasa jantungnya bergetar seirama dengan melodi yang mengalun dari saxophone Kenny G. Suasana magis di Prambanan, dengan candi yang megah sebagai latar, membuatnya tenggelam dalam nostalgia dan kenangan bersama sahabat-sahabatnya, termasuk mbak Yuli yang selalu ada untuk menyemangati.
Setelah hari panjang di Fishipol, saat tiba di rumah dan membalut diri dalam selimut, Bu Tiwi teringat betapa musik Kenny G bukan sekadar melodi biasa. Musik itu menjadi penghubung antara kenangan masa lalu dan hari-hari tak terduga seperti yang Bu Tiwi alami hari ini.
Sama seperti momen manis bersama teman-teman di Fishipol, melodi Kenny G terus membawa Bu Tiwi pada perjalanan emosional yang mendalam, mengisi ruang-ruang kosong dengan kehangatan dan kebahagiaan.
Dalam setiap nada yang mengalun, ada pengingat bahwa musik, kenangan, dan persahabatan adalah tiga hal yang akan selalu hidup dalam hati Bu Tiwi, seiring waktu berlalu.