Lihat ke Halaman Asli

Skakmat dalam Diam: Prestasi Tanpa Sorak-Sorai, Hanya untuk-Nya

Diperbarui: 5 Oktober 2024   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

neonexgen.com

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Pernahkah kita bertanya, mengapa manusia begitu haus akan pengakuan? Mengapa kita merasa perlu menyiarkan niat dan pencapaian kita kepada dunia? Padahal, dalam agama (Islam), setiap tindakan sejatinya tergantung pada niat. Lalu, jika niat sudah tertuju pada Allah, apa lagi yang perlu diumumkan?

Diam adalah kekuatan. Dalam filosofi Islam, bertindak dalam diam adalah laku ikhlas---kita bertindak hanya karena Allah, bukan untuk sorak-sorai manusia. Seperti Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya segala amal itu tergantung pada niatnya" (HR. Bukhari dan Muslim). Jika kita telah mengikhlaskan hati, maka tindakan kita, sekeras apapun, tak lagi memerlukan pengumuman. Cukuplah Allah sebagai saksi.

Dalam sunyi, ada strategi spiritual yang tersembunyi. Seorang bijak bergerak tanpa pamer, tanpa riya, karena ia memahami bahwa prestasi terbaik bukanlah yang disorakkan manusia, melainkan yang diakui oleh Allah. Di sinilah filsafat Islam dan ajaran para sufi tentang mujahadah---perjuangan melawan hawa nafsu---menemukan relevansinya. Prestasi yang diraih tanpa sorak-sorai adalah "skakmat" spiritual, sebuah kemenangan yang tak terbantahkan, namun tak diumumkan.

Filosof seperti Al-Ghazali mengingatkan kita tentang tawadhu'---kerendahan hati yang membuat seseorang tak pernah haus akan pengakuan. Bekerja dalam diam berarti menjaga keikhlasan, agar tak ternoda oleh pujian duniawi. Seorang hamba yang sejati tidak mencari panggung, karena ia tahu panggung dunia fana hanyalah bayangan. Prestasinya adalah cara untuk mendekat kepada-Nya, dan ketika kemenangan itu tercapai, ia tak perlu sorakan. Hanya skakmat yang tenang, tanpa kegaduhan.

Di dunia ini, siapa yang benar-benar menang? Apakah mereka yang dipuja, atau mereka yang diam-diam meraih ridha Allah? Bertindak dalam diam bukan berarti tidak peduli, melainkan tindakan yang penuh perhitungan. Layaknya permainan catur, sang ahli memilih langkah-langkah diam, tanpa riuh, hingga tiba saat skakmat. Demikianlah, prestasi adalah skakmatmu---bukti dari kerja keras, doa yang tulus, dan niat yang murni. Tapi skakmat ini tak perlu diumumkan. Karena prestasi sejati adalah skakmat bagi dirimu sendiri, hawa nafsumu, dan ujian duniamu.

Maka, jangan siarkan niatmu. Bertindaklah dalam diam. Prestasimu akan menjadi skakmatmu. Hanya Allah yang tahu betapa gemilang langkah-langkah sunyi itu.

..don't broadcast ur intention, act in silence, keep achieving, ur achievements are ur checkmate...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline