Lihat ke Halaman Asli

Menyelami Inti Kerja Sama

Diperbarui: 4 Oktober 2024   04:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri: khoeri_abdul_muid

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Ketika itu saya membersamai Bu Doktor Prat, guru besar sekaligus kolega cerdas saya. Lima Maret 2019, menjadi sebuah hari yang diwarnai oleh harapan dan kolaborasi, di mana tiga institusi pendidikan, SK (P) Sultan Ibrahim Johor Bahru [Sekolah Berprestasi Tinggi], Universitas Muria Kudus (UMK) dan Sanggar Literasi Cah Sor Pring [CSP], bersepakat dalam memulai perjalanan baru. Dalam perbincangan kerjasama ini, kita menyentuh inti dari segala inti, core dari core---kunjungan berbagi praktik baik (Lawatan Perkongsian Amalan Terbaik), pembelajaran inovatif untuk siswa SD.

dokpri: khoeri_abdul_muid

Sambutan hangat dari kepala sekolah atau dalam bahasa Malaysia disebut guru besar di SK (P) Sultan Ibrahim Johor Bahru, Hj. Faridah Binti Sukiran, serta staf guru lainnya, membuat suasana semakin akrab. Dalam Islam, ada ungkapan, "Innamal mu'minun ikhwah" (Sesungguhnya, orang-orang beriman itu bersaudara). Di sinilah, kita merasakan ikatan yang kuat di antara dua universitas, saling mendukung dan menghargai satu sama lain.

dokpri: khoeri_abdul_muid

Ketika wakil kepala sekolah bidang kurikulum, PN Norsiah Binti Abdurrahman---sosok yang tidak hanya cantik tetapi juga hangat---mengundang kami untuk berbincang sambil menikmati malam di Cafe Eazy, saya merasakan bahwa setiap momen ini adalah sebuah anugerah. Dalam filsafat, ada teori tentang hubungan manusia, di mana interaksi sosial menjadi pengikat kita dalam sebuah jaringan yang lebih besar. Malam itu, perbincangan kami bukan sekadar bisnis, melainkan juga tentang saling mengenal dan berbagi pengalaman.

dokpri: khoeri_abdul_muid

Saat berkunjung ke kedai di kantin sekolah, di mana kami dihadiahi kaos dan mug, saya teringat pada teori pertukaran sosial, di mana setiap hadiah dan kebaikan menjadi simbol keinginan untuk berbagi. Momen tersebut mengingatkan saya bahwa dalam kehidupan, baik di dunia akademis maupun personal, kita saling memberi dan menerima.

dokpri: khoeri_abdul_muid

Satu hal yang mengejutkan adalah ketika diminta melihat ruangan PN Rozi Anis Binti Abdurrahman, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Dalam ruang itu, terpajang banyak piranti dan pernak-pernik khas dari berbagai belahan dunia dan zaman. Empat sepeda bertengger rapi, menunjukkan kediriannya dan identitas yang unik. Dalam konteks filsafat, hal ini mencerminkan pentingnya memahami bahwa setiap individu memiliki latar belakang dan pengalaman yang membentuk mereka. "Kita adalah hasil dari apa yang kita alami," ungkap seorang filsuf. Ruangan itu, dengan segala keanekaragamannya, berbicara tentang perjalanan seorang akademisi yang penuh warna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline