Lihat ke Halaman Asli

'BeGeCe Mol': Pengusir Kejenuhan Siswa BdR

Diperbarui: 10 April 2020   03:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Adalah Khoeri Abdul Muid, mahasiswa S-2 Universitas Muria Kudus (UMK) berhasil mengembangkan book game (permainan buku) berbasis cerpen-gram multicultural secara online (BEGECE MOL). Menurut mahasiswa prodi Magister Pendidikan Dasar yang telah lulus ujian tesis pada 27 Februari 2020 ini BEGECE MOL dimaksudkan untuk mendukung system pembelajaran jarak jauh, terutama yang kini sedang dipakai oleh sekolah-sekolah di Indonesia, bahkan hampir di seluruh dunia, guna memutus mata rantai penyebaran covid-19 dengan program belajar di rumah (BdR). BEGECE MOL dirancang dapat dioperasionalkan secara mudah melalui HP Android.

BEGECE MOL pada dasarnya merupakan pengembangan dari tesisnya yang berjudul Pengembangan Buku Saku Literasi Berbasis Cerpen-gram untuk Penguatan Karakter Multikultural Siswa SD Kelas Tinggi di Kabupaten Pati yang dibimbing oleh Dr. Suad, M. Pd dan Dr. Santoso, M. Pd. serta diuji oleh Kaprodi, Dr. Sri Utaminingsih, M. Pd dan Warek I, Dr. Murtono, M. Pd.

Substansi BEGECE MOL menurut mahasiswa yang terpaksa tertunda wisudanya yang sedianya diselenggarakan 22 April 2020 sampai batas waktu yang belum ditentukan gegara pandemi covid-19 ini, ialah berupa book game, yaitu permainan antara pembaca buku dan pengarang buku. Pengarang buku menyediakan nilai-nilai tertentu (tersurat ataupun tersirat) dan pembaca buku berlomba menemukan nilai-nilai tersebut.

Detil BEGECE MOL, dijelaskan oleh mahasiswa yang lulus dengan IPK 3,97 dalam durasi 3 semester ini adalah berupa antologi cerpen yang disajikan secara elektronik yang disertai dengan cerpen-gram multicultural. Di dalam cerpen-gram multicultural terdapat kolom pernyataan/pertanyaan yang di sebelahnya disediakan kolom untuk menjawabnya. Setelah dijawab dan dienter maka akan muncul keterangan koreksinya, benar atau salah. Jika salah pengguna diberi kesempatan untuk memperbaiki jawabannya. Pengguna bisa lanjut ke pertanyaan/pernyataan berikutnya apabila jawaban sudah benar.

"Cerpen-gram multicultural merupakan diagram bagian-bagian isi cerpen yang ditekankan pada pemahaman isi cerpen dari perspektif multicultural. Cerpen-gram merupakan akronim dari cerpen dan diagram. Konten dan sajian BEGECE MOL disesuaiakan dengan tingkat karakteristik siswa pengguna. Pada saat ini baru dikembangkan untuk siswa SD kelas tinggi dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia. Ke depan BEGECE MOL direncanakan dikembangkan untuk siswa tingkat SLTP dan SLTA dengan empat pilihan bahasa pengantar sekaligus, yakni bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Arab, dan bahasa Inggris," terang Khoeri A. M, begitu namanya sering disingkat.

Lebih lanjut oleh mahasiswa yang dicalonkan sebagai kepala sekolah ini dipaparkan secara sistematis bahwa pertanyaan/pernyataan yang notabene merupakan diskursus yang dikembangkan dalam BEGECE MOL untuk siswa SD kelas tinggi ialah tentang nama tokoh utama (protagonist dan antagonis); hubungan nama tokoh dengan asal suku bangsa, agama dan negara (jika ada). Dan, apabila ada hubungan, maka pengguna akan ditenggelamkan lagi dengan diskursus tentang makanan/minuman khas, rumah adat, dan senjata tradisional dsb dari suku bangsa yang diidentifikasi. Juga, ideology, warna/gambar bendera, dan benua letak negara yang diidentifikasi.

Sintaks berikutnya, pengguna BEGECE MOL diajak berpetualang untuk mengidentifikasi konflik di dalam cerpen, apakah konflik terjadi antar tokoh atau intern antar kata hati tokoh atau antara tokoh dan alam berikut mencari pangkal penyebabnya: apakah ada kaitan dengan perbedaan ciri kemultikulturalan tokoh atau tidak? Jika jawabannya ya, maka pengguna dikejar lagi untuk menilai apakah penyelesaian konflik yang ditawarkan pengarang cerpen cukup tepat atau tidak. Dan, terakhir, pengguna ditantang untuk memberikan penyelesaian konflik alternative yang berbeda dengan yang disajikan pengarang.

"Kelebihan BEGECE MOL ini antara lain bisa dioprasionalkan secara online dengan filosofi bermain sambil belajar, yakni belajar bersastra dan belajar berkarakter multicultural (memahami dan menghargai perbedaan). Di dalam permainan BEGECE MOL, tidak ada pihak yang kalah dan menang, melainkan semakin banyak nilai yang ditemukan maka permainan book game semakin baik. Sehingga dengan demikian BEGECE MOL juga merupakan arena mesra perpaduan antara program GLS (Gerakan Litrasi Sekolah) dengan program PPK (Penguatan Pendidikan Karakter)," tutup ayah dari youtuber cilik, Syila Ilmy Khoirruby ini via videocallnya.#

(Dilaporkan oleh Sri Rubiyanti, redaktur Media Didaktik Indonesia).

Juga tayang di Gurusiana dengan judul: Mahasiswa S-2.UMK Berhasil Kembangkan BEGECE MOL Hadapi Covid-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline