Lihat ke Halaman Asli

Kudeta Turki Edisi Topeng Mas: Geger Kapten Lazaro#2

Diperbarui: 15 Oktober 2016   04:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

familypedia.wikia.com

Perasaan Minister Saul Mahmud kali ini banget senangnya.  Persekongkolannya dengan Jendral Muhamad, Kapten Lazaro dan Ratu Siti Zaleha menemui kata sepakat. Mimpinya untuk menjadi raja Turki, kian mendekati nyata.

Begitu selesai menghantar pamitan para sohibnya, Minister saul Mahmud semangat bergegas masuk, hendak menjalankan rencana-rencana berikutnya.

Dan, tampaknya beliau lupa. Tak lagi mempedulikan surat perjanjian persekongkolan kudetanya yang tanpa disadarinya telah raib dicuri Topeng Mas itu.

Minister Saul Mahmud pagi itu sengaja mengagendakan datang ke tempat kerja Kapten Dokter Salokas, dokter pribadi raja, yang tidak jauh dengan keministerannya di kompleks istana.

“Permisi, Kapten Dokter Salokas…”.

“Oh ya… Mari, mari, Tuan Minister Saul Mahmud… Silakan duduk, Tuan… tampaknya ada sesuatu yang penting, ada perintah apa, Tuan?..”.

“Tidak terlalu penting, Kapten Dokter Salokas… Saya hanya minta pandangan saja soal gelagat daerah semi otonom Bidhir yang makin menunjukkan tanda-tanda hendak memisahkan diri dari Kerajaan Turki…”.

“Kesatuan Kerajaan Turki adalah harga mati, Tuan Minister. Bidhir adalah bagian Turki. Meskipun saya seorang dokter tapi juga seorang prajurit yang selalu berdarah nasionalisme, Tuan. Dan, jika Tuan Raja Sultan Abdul Aziz melalui Minister berkenan… biarkan saya yang mengatasi Ratu Zaleha, Tuan…”.

“Baiklah. Kalau itu memang kehendakmu, akan aku haturkan kehadirat Sultan Abdul Aziz, agar Kapten diberi tugas memimpin pasukan untuk menghentikan pembangkangan Bidhir. Permisi, kapten…”.

Yup. Siasat pertama Minister Mahmud masuk. Karena, Minister Saul Mahmud paham bahwa Kapten Dokter Salokas akan habis. Tidak akan mampu melawan Ratu Siti Zaleha lantaran diam-diam Bidhir telah dipersenjatai Minister melebihi Turki.

Dan, kalau Sultan Abdu Aziz yang sudah tua serta sering sakit-sakitan itu jauh atau lepas dari dokter pribadinya maka logikanya tentu akan cepat mati. Sehingga kalau sultan segera mati maka tujuan Minester Mahmud dan kawan-kawan sepersekongkolannya pastinya tak terlalu repot.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline