Lihat ke Halaman Asli

Menggagas UU Persekolahan

Diperbarui: 11 Oktober 2016   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(halomalang.com)

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Akhir-akhir ini pola hubungan persekolahan kita ( murid-murid, guru-murid, guru-wali murid) pada beberapa kasus mengalami disharmoni. Meski dikatakan lingkup kasus tapi grafiknya tampak meningkat. Karenanya sesungguhnya cukup memprihatinkan. 

Sebagai contoh, ketidakharmonisan hubungan antar murid, dapat dilihat pada kejadian 5 Maret 2016, di Bukittinggi Sumatra Barat. Di salah satu SMA seorang siswi, mengalami patah kaki dan memar di pipi akibat dianiaya siswi sekolah lain.

 Korban didatangi pelajar sekolah lain saat sedang belajar di kelas. Lalu dibawa ke taman dan dipukuli.

Belakangan diketahui pelaku pemukulan itu adalah siswi sekolah lain.

Menurut informan, kejadian berawal saat dia bermasalah dengan salah seorang teman pelaku. Namun masalahnya telah selesai dan berakhir damai. Entah kenapa, pagiitu  saat belajar di dalam kelas korban didatangi pelaku bersama dua orang siswi lain.

 Pelaku menyuruh korban keluar dan mengajak ke Taman Ngarai Maaram, objek wisata alam yang letaknya tak jauh dari sekolah korban. Sampai di sana, setelah bicara sebentar korban langsung dipukuli.

 Begitu dipukul, korban jatuh dan kakinya patah terpental ke batu. Sementara pelaku yang juga terjatuh mengalami luka di kepala akibat terbentur ke jalan. Dan, masalah ini sedang ditangani pihak kepolisian. (sindonews.com).

Kemudian, soal kasus memburuknya hubungan antara guru-murid, bahkan antara guru-wali murid, bisa dicermati pada kejadian di SMK 2 Negeri 2 Makassar pada 10 Agustus 2016 lalu. Seorang guru, Drs Dasrul (45), dihajar orangtua salah satu muridnya. Orangtua bernama Adnan Achmad (38) itu tak terima anaknya ditampar gurunya, Dasrul.

Kejadian itu, bermula saat Dasrul membawakan mata pelajaran arsitek dan memberi tugas menggambar bagi muridnya di Kelas Dua, Jurusan Arsitek Dua. Namun, salah satu siswa, berinisial MAS (15), malah keluar masuk kelas dan tidak membawa kertas gambar.

 Saat ditegur siswa ini malah mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas sehingga Guru Dasrul jengkel dan menamparnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline