Lihat ke Halaman Asli

Arti Gembok Cinta

Diperbarui: 18 November 2024   04:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi. pixabay.com

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Di sebuah taman yang berada di Jl Veteran Kota Malang, diletakkanlah sebangun frame semacam pagar besi warna putih, yang dikelilingi tulisan Ngalam I'm in Love warna pink yang menyala. Ditengahnya bergambar logo cinta (waru)  yang dijadikan tempat memasang gembok cinta.

Diberitakan, sejak dipasang Rabu (30/12) lalu, sudah 10 gembok terpasang. Tapi, usut punya usut mayoritas pemasang gembok-gembok itu adalah sepasang muda-mudi yang mempersepsikannya sebagaimana gembok cinta yang ada di jembatan Pont Des Invalides di atas sungai seine Paris.

Yakni seolah sebagai tempat sakral bagi pasangan kekasih yang hendak menggembok cintanya dan mengucap janji setianya agar tetap abadi bersama selamanya.

Akibat fasilitas Gembok Cinta tersebut, MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kota Malang mengaku mendapat pengaduan. Mereka keberatan dengan fasilitas tersebut, yang sangat potensial bisa disalah-gunakan.

Menanggapi fenomena itu Wali Kota Malang Mochammad Anton (Anton) sebagaimana diberitakan, menilai bahwa para muda-mudi tersebut salah dalam memahami maksud dari fasilitas itu. Papan atau frame itu bukan untuk fasilitas Gembok Cinta atau Taman Cinta antara sepasang kekasih, tetapi sebagai perwujudan cinta pada Malang.

Artinya, lanjut Pak Anton, Fasilitas tersebut sebagai sarana bagaimana masyarakat yang sudah dibuatkan taman, semakin cinta dengan Kota Malang. Kalau mencintai berarti tidak merusak lingkungan. Begitu.

Permasalahannya adalah kenapa Gembok Cinta begitu dikhawatirkan? Apa yang salah dari Gembok Cinta?

Yup. Menurut saya, arti dari potensial disalah-gunakan sebagaimana diadukan kepada MUI tersebut ialah selain dijadikan sebagai tempat berjanji-setia sepasang kekasih pra atau tanpa nikah. Juga, lama-kelamaan berpotensi pula menjadi dikeramatkan.

Di samping itu, warning prefentif itu saya kira positif sebagai pencegah atau pengurang perilaku  takrobuzzina (mendekati zina). Karena hanya pernikahan merupakan langkah awal di atas jalan percintaan yang selamat. Untuk memakmurkan alam dan mendorong perahu kehidupan di dalam bahtera kebahagiaan, ketentraman dan ketenangan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline